Dua orang mahasiswa University of Washington, Thomas Pryor dan Navid Azod berhasil menciptakan sebuah alat berbentuk sarung tangan yang diklaim mampu menerjemahkan bahasa isyarat menjadi bahasa lisan seperti yang diucapkan orang-orang pada umumnya.
Dengan demikian, baik Anda atau kawan penderita tuna rungu tak perlu bersusah payah untuk mengerti satu sama lain. "Akses untuk berkomunikasi adalah hal yang dasar, hak asasi manusia, dan setiap orang berhak untuk menjadi bagian dari komunitas dunia," tutur Azodi dalam video presentasinya yang dikutip detikINET dari Ubergizmo, Rabu (27/4/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Paham akan situasi tersebut, dua orang mahasiswa ini pun kemudian berinisiatif untuk menciptakan alat untuk menjembatani komunikasi yang berbeda itu. Sarung tangan yang diciptakan memiliki sensor yang mampu membaca gerakan tangan dan pergelangan.
Informasi yang terbaca tadi kemudian dikirim ke komputer melalui Bluetooth lanjut ke program sebelum akhirnya menafsirkan dan menerjemahkannya menjadi sebuah kata-kata. Untuk sementara, sarung tangan tersebut hanya bisa bekerja melalui komputer. Tapi ke depannya mereka berencana untuk membuat aplikasi mobile-nya.
(mag/fyk)











































