Payment Gateway Negeri K-Pop Serbu Indonesia
Hide Ads

Payment Gateway Negeri K-Pop Serbu Indonesia

Achmad Rouzni Noor II - detikInet
Rabu, 20 Apr 2016 18:16 WIB
Foto: detikINET/Achmad Rouzni Noor II
Jakarta - Rencana pemerintah Indonesia untuk membesarkan industri e-commerce dengan valuasi USD 130 miliar di 2020 telah membuat para pemain asing berlomba-lomba masuk. Tak terkecuali Nicepay, payment gateway asal Korea Selatan, yang kepincut ingin ikut mencicipi manisnya bisnis ini.

Dalam debutnya masuk ke negeri ini, Nicepay langsung merangkul beberapa bank swasta dan BUMN di Indonesia seperti BCA, Maybank, CIMB Niaga, Danamon, BRI, Mandiri, BNI dan beberapa bank lagi.

"Ini akan memudahkan mereka yang belanja online untuk melakukan pembayaran," kata Dina Kim, CEO Nicepay dalam peluncuran di Hotel Raffles, Ciputra, Jakarta, Rabu (20/4/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti diketahui, e-commerce di Indonesia tengah melesat seiring pesatnya pertumbuhan pengguna mobile internet di Indonesia sebesar 22% di 2015 lalu, dari 55 juta pengguna pada 2014 menjadi 67 juta pengguna.

Peningkatan ini pun akan terus mengalami kenaikan dan tumbuh 25% dari tahun sebelumnya, sehingga menjadi 84 juta pengguna internet hingga akhir 2016. Dengan peningkatan itu, berimbas pada berkembangnya industri online di Indonesia.

Dengan pertumbuhan masyarakat yang gemar berbelanja online membutuhkan pembayaran online yang memudahkan mereka berbelanja. Melihat hal itu payment gateway asal negeri K-Pop itu pun mencoba peruntungannya di Indonesia.

"Dengan solusi online payment dari Nicepay, pelaku e-commerce di Indonesia dapat menyediakan opsi pembayaran yang komperhensif kepada pelanggan dan membantu pebisnis untuk menangkap peluang bisnis lebih luas lagi dengan aman," kata Dina.

Tidak hanya itu Dina juga menyebutkan bahwa kehadiran Nicepay di Indonesia juga untuk berperan akif dalam menggairahkan roda perekonomian digital sekaligus memberikan komitmen penuh untuk berinvestasi dan mendorong transfer teknologi.

"Supaya mitra kami dapat mandiri dan memiliki daya saing yang tinggi, bukan saja pasar Asia tapi lebih luas di pasar dunia," pungkas Dina Kim. (rou/rns)