Hal tersebut diutarakan saat acara peluncuran Hooq di Jakarta, Kamis (14/4/2016). Adapun operator yang mereka gandeng yakni Telkomsel, Indosat Ooredoo, XL Axiata, Hutchison 3 dan Smartfren.
"Kerjasama ini agar pengguna kami dapat mengakses Hooq dengan mudah, tidak ada batasan operator yang digunakan," ujar Country Head Hooq Indonesia Guntur S Siboro.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Siapapun yang punya ponsel, cukup memotong pulsa mereka saja untuk berlangganan," kata pria berkacamata ini.
Lebih lanjut dijelaskan Guntur, berkolaborasi dengan operator memudahkan pihaknya untuk menunaikan kewajiban kepada pemerintah Indonesia. Mereka tidak perlu dipusingkan dengan masalah pajak, karena semua diurus oleh pihak operator.
"Iuran berlangganan sudah termasuk pajak dan iuran USO. Jadi dari operator yang membayar pajaknya ke pemerintah," tutup Guntur yang juga pernah menjadi direktur Indosat ini.
![]() |
Sama halnya dengan Netflix, Hooq juga menawarkan film dan serial televisi Hollywood. Namun Hooq sedikit lebih unggul, sebab layanan ini menyediakan konten dari sejumlah negara Asia, seperti Bollywood dan Negeri Gajah Putih.
Hooq turut pula menyuguhkan konten lokal Indonesia. Alhasil kita dapat menonton kembali akting Dian Sastrowardoyo di Ada Apa Dengan Cinta, 3 Doa 3 Cinta dan film Banyu Biru.
Namun keunggulan Hooq tidak sampai di situ. Mereka turut menyediakan pilihan bahasa Indonesia untuk aplikasi dan teks dalam film. Selain itu, Hooq memiliki fitur mirip Spotify.
Pelanggan dapat mengunduh film dan menonton secara offline. Kita pun diberikan pilihan kualitas download, ada opsi Medium dan High.
Menariknya, Hooq menyediakan dua opsi tarif mingguan dan bulanan. Pemantauan detikINET di website Hooq, untuk langganan mingguan dipatok Rp 18.700. Sementara langganan bulanan dikenakan tarif Rp 49.500. Layanan Hooq dapat disaksikan di layar komputer, tablet, smartphone atau TV yang menggunakan Chromecast.
(afr/ash)