Facebook memang menganggapnya sangat serius. Pasalnya, aktivitas berbagi ibarat jantung bagi jejaring sosial yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan uang.
Namun Facebook mengklaim, aktivitas berbagi konten di layanannya masih kuat. Yang perlu dilakukan adalah membuat pengguna betah berlama-lama menggunakan Facebook seperti dulu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yang menarik, sebuah sumber yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan, karyawan Facebook punya istilah khusus untuk menyebut masalah ini, yaitu 'context collapse'.
Istilah ini menggambarkan adanya peralihan dari berbagi konten dan momen personal ke sekelompok audience yang lebih kecil seperti Snapchat, Instagram dan layanan messaging lainnya.
Kalaupun ada aktivitas berbagi konten, biasanya berasal dari jejaring sosial lain yang kemudian diintegrasikan ke Facebook, jadi bukan postingan asli di layanan tersebut.
Untuk mengatasinya, CEO Facebook Mark Zuckerberg berbicara secara terbuka kepada stafnya mengenai pentingnya mendorong orang agar mau lebih sering berbagi konten di Facebook.
Sejumlah taktik sudah dicobanya, antara lain dengan menghadirkan fitur 'On This Day' yang menampilkan postingan populer di hari yang sama di tahun sebelumnya, atau mengingatkan orang mengenai perayaan khusus seperti hari Ibu.
Dengan fitur-fitur semacam itu, Facebook berharap agar pengguna membagi postingan tersebut, kemudian menciptakan interaksi di antara teman-temannya.
Pekan ini, Facebook juga membuat sejumlah langkah untuk memudahkan pengguna memposting aktivitasnya, antara lain dengan memperkenalkan tool live video.
Zuck tentunya sebagai brand ambassador produk perusahaannya sendiri memposting sebuah live video untuk memancing orang-orang agar berlomba membuat live video seperti dirinya.
Sumber lain yang dikutip dari The Information melansir, aktivitas berbagi konten personal di Facebook--selain informasi publik seperti artikel berita--turun 21% dari tahun ke tahun hingga pertengahan 2015.
(rns/fyk)