GTV merupakan salah satu markas engineer dari perusahaan layanan ojek online yang dibesut Nadiem Makarim. Lokasinya berada di Jalan Tajem, Sleman.
Berdirinya GTV adalah buah ide spontan Vice President of Technology Product Go-Jek Alamanda Shantika Santoso. Melihat potensi Kota Pelajar yang besar, lantas terbesit ide untuk membuat pusat engineer di sana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia lantas terbang ke Kota Gudeg itu pada Agustus 2015. Hanya dalam tempo sebulan persiapan, GTV pun berdiri. Ada 11 orang engineer kala itu. Enam bulan berselang, kini terdapat 70 enginer yang menghuni di sana.
Markas engineer Go-Jek di Yogyakarta dibuat dengan atmosfer yang berbeda. Jika di Jakarta mengusung konsep modern minimalis. GTV kental akan desain khas Jawa, terdapat rumah joglo, ruang pendopo dan kolam renang.
"Di sana suasananya enak banget. Terasa lebih santai," ungkap wanita yang memiliki hobi membaca buku ini.
Setiap sebulan sekali Ala kerap menyambangi GTV. Tak lain untuk temu kangen 'anak-anaknya' di sana.
Harta Karun Indonesia
Yogyakarta menjadi provinsi di Indonesia yang memiliki potensi di bidang teknologi. Ini diakui oleh Ala, lantaran banyak talenta berbakat di sana.
"Ketika datang ke sana, saya merasa ini benar-benar harta karun Indonesia," ujarnya.
Ala memaparkan meski sumber daya di Yogyakarta banyak yang berstatus fresh graduate, mereka memiliki banyak pengalaman freelance dengan perusahaan teknologi di Amerika Serikat. Selain itu keinginan untuk mengeksplorasi cukup tinggi.
"Di sana itu melakukan sesuatu bukan karena materi. Itu yang saya rasain, bukan hanya di Go-Jek Tech Valley, orang-orang yang saya temui ya begitu hidupnya. Pola hidupnya itu beda," kata wanita kelahiran 12 Mei ini.
![]() |
Cara kerja mereka pun dinilai berbeda. Terasa lebih santai ketimbang Jakarta. Seperti orang yang tidak kerja. Tapi produktivitas mereka cukup tinggi.
Namun demikian ada satu tantangan yang Ala temui kala berhadapan dengan programer Yogyakarta. Hal tersebut adalah sifat penurut.
"Mereka itu tipe yang manut. Saat ditanya apakah sudah mengerti, mereka menjawab iya, padahal belum. Dan satu lagi, enginner di sana suka ngga enakan orangnya," pungkas bos engineer Go-Jek ini. (afr/ash)
