Begitulah, seiring demam startup yang menghinggapi berbagai belahan dunia, beberapa sukses menciptakan terobosan atau gejolak. Umumnya karena mengganggu status quo dari penguasa bisnis dengan metode lama, dengan model bisnis yang benar benar baru.
Uber berulangkali berseteru dengan perusahaan taksi konvensional. Airbnb bukan tak mungkin akan menjadi jaringan hotel terbesar di dunia dengan jumlah penyewa dan yang menyewakan penginapan secara online terus bertambah. Nama lain yang mungkin patut dibahas adalah Xiaomi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sama seperti Uber mengganggu industri taksi, Airbnb merongrong bisnis hotel, maka Xiaomi menyaingi nama besar di industri ponsel. Dan strategi mereka banyak ditiru, seperti metode berjualan secara langsung lewat internet yang memangkas biaya dan tepat sasaran.
Begitulah memang, dunia terus maju dan inovasi terjadi. "Proses distrupsi semacam ini bukan hal baru. Dulu, industri manuskrip diguncang oleh industri cetak. Dan mereka yang terguncang itu tentu saja protes," tulis Tom Hodgkinson, kolumnis Guardian yang dikutip detikINET.
"Pihak yang terganggu selalu mengeluh, tapi ini memang tetap terjadi. Pertanyaannya adalah apakah terobosan itu menciptakan lebih banyak kemerdekaan individual atau malah menuju ke arah penciptaan monopoli global," tambahnya.
Memang kalau dipikirkan, Uber, Airbnb dan Xiaomi terus berekspansi secara agresif meski menghadapi banyak tantangan. Mungkin kalau tak mau ketinggalan, pemain lama harus punya terobosan juga agar tak kehilangan pasar dari mereka mereka ini. (fyk/ash)