Jurus Sukses Startup dari Investor Silicon Valley
Hide Ads

Jurus Sukses Startup dari Investor Silicon Valley

Muhammad Alif Goenawan - detikInet
Rabu, 24 Feb 2016 15:17 WIB
Foto: Dokumentasi Startuppedia ASEAN Challenge 2016
Jakarta - Bikin startup yuk! Ya, mungkin ajakan seperti itulah kerap terdengar belakangan ini. Startup memang telah menjamur tak hanya di negara maju, termasuk di negara berkembang seperti Indonesia.

Meski kerap menjadi ladang ekspansi bisnis perusahaan asing, Indonesia nyatanya tak hanya bertindak sebagai pasar, melainkan pemain di negeri sendiri. Sebut saja nama-nama, seperti Go-Jek, Bukalapak, Tokopedia, dan masih banyak nama lainnya yang memulai sebagai sebuah startup secara perlahan mulai menjadi perusahaan bernilai juta atau sampai miliaran dolar.

Pun begitu, di balik gemerlap kesuksesan dunia startup tentu ada jalan berliku yang harus dilalui. Tidak serta merta begitu mendirikan startup langsung sukses.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anis Uzzaman, CEO & General Partner Fenox Venture Capital, perusahaan modal ventura dari Silicon Valley, Amerika Serikat mengatakan bahwa untuk bisa mendirikan startup sukses harus memperhatikan sejumlah poin. Fenox sendiri adalah .

"Membuat sebuah startup berarti harus siap menghadapi berbagai tantangan. Karenanya ada beberapa poin yang harus diperhatikan ketika seseorang atau sekelompok ingin membuat startup," papar Anis ketika pembukaan malam puncak Startuppedia ASEAN Challenge 2016 di Cinemaxx, FX Sudirman, Jakarta, Selasa (23/2/2016) malam.

Poin pertama yang dirujuk oleh Anis adalah bila ingin membentuk tim, buatlah tim yang seimbang. Anis mengatakan bahwa memiliki tim yang seimbang dan berkualitas adalah kunci untuk menuju sukses. Tak lupa Anis mencontohkannya dengan Mark Zuckerberg ketika merekrut Sheryl Sandberg sebagai COO Facebook.

"Kedua adalah ciptakan sebuah produk. Namun harus diingat, dalam menciptakan produk jangan tergesa-gesa atau inginnya instan. Jangan hadirkan produk kepada konsumen kalau memang belum siap," papar penulis buku Startup Pedia ini.

Maka dari itu, lanjut Anis, perlu adanya tahapan. Dimulai dari rancang bangun, lalu pengujian pertama. Kalau perlu ada pengujian kedua sampai akhir baru produk tersebut dirilis.

Bila produk sudah tercipta, maka perlu didaftarkan hak ciptanya. "Sebenarnya hak cipta tidak juga menjadi sebuah tolak ukur terhadap kesuksesan startup. Banyak juga yang tidak memberikan hak cipta pada produk buatannya. Namun, tetap saja ada banyak keuntungan yang diperoleh dengan hak cipta," terang Anis.

Selanjutnya yang tak kalah penting adalah metode pemasaran. Pemasaran bisa dilakukan dengan cara yang berbeda, tergantung dari budget. Maka dari itu, penting untuk mengetahui ragam metode pemasaran yang akan dipakai.

"Di zaman canggih seperti saat ini pemasaran yang ampuh dan murah bisa menggunakan media sosial, seperti Instagram, Twitter, atau bahkan video seperti YouTube. Karena ada yang mengatakan picture is better than text, video is better than picture," ungkap Anis.

Untuk memulai sebuah startup tentunya memerlukan modal atau biaya yang cukup besar, tergantung dari model bisnis yang akan dikerjakan. Meski demikian, bila Anda tidak memiliki modal yang cukup kuat, Anis menjelaskan bahwa jangan ragu untuk meminta bantuan.

"Caranya beragam, bisa dengan pendanaan bersama (crowd funding) atau bisa juga datang langsung ke investor atau inkubator. Memilih investor jangan hanya dari lokal, kalau bisa dari asing agar startup kita diketahui masyarakat luar," papar Anis.

Terakhir Anis memberi saran tentang bagaimana sang pendiri mengaplikasikan strategi exit. Strategi exit merupakan langkah terakhir dalam siklus kehidupan startup. Semua tindakan yang diambil oleh CEO dan tim selama perjalanan memiliki puncak di exit. Jadi bagi Anda penggiat startup, jangan sampai salah jalan ya! (mag/ash)
Berita Terkait