Harapan itu disampaikan Emirsyah Satar, Chairman MatahariMall saat memperkenalkan kantornya kepada media dalam syukuran di gedung Lippo Kuningan, Jakarta, Rabu (10/2/2016).
Ia optimistis, dengan dukungan penuh dari group usaha dari Lippo ini, nantinya akan mampu memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, bisnis e-commerce di Indonesia diproyeksi masih akan tumbuh pesat dalam lima tahun ke depan seiring kian gencarnya penetrasi internet ke pelosok negeri dan meningkatnya daya beli masyarakat.
![]() |
Berdasarkan hasil riset yang dipaparkan Hadi Wenas, CEO MatahariMall, bisnis e-commerce di Indonesia saat ini masih sangat kecil. Baru Rp 1,3 triliun atau sekitar 1% dari total industri retail secara keseluruhan.
Namun kondisi itu justru membuat peluang e-commerce semakin besar untuk tumbuh meski banyak pemain baru di industri. Nilainya bahkan masih akan terus bertambah dari tahun ke tahun.
"Ekspektasinya, value bisnis e-commerce di Indonesia bisa meningkat 15 sampai 20 kali lipat dalam lima sampai 10 tahun ke depan," ujarnya dalam kesempatan yang sama.
Di antara ratusan pemain e-commerce yang ada, MatahariMall merupakan pemain baru. Meskipun baru tiga bulan ini terjun ke bisnis jual beli online, namun perusahaan milik grup Lippo berani jor-joran menginvestasikan USD 500 juta.
Dengan pengalaman berbisnis retail dan sumber daya milik induk perusahaan, MatahariMall yang mengusung konsep e-commerce marketplace B2B2C itu pun masih optimistis bisa memenangkan persaingan.
"Dalam lima tahun kami optimistis bisa jadi pemain e-commerce nomor satu di negeri ini. Kami ingin jadi Alibaba versi Indonesia," pungkas Hadi. (rou/ash)












































