Fenomena sosial itu diungkap oleh Lunch Actually Group, startup biro jodoh asal Singapura yang baru saja melakukan ekspansi bisnis ke Indonesia. Melalui data yang didapat dari hasil penelitian Euromonitor Interational Research, Lunch Actually Group mengungkap fakta yang mencengangkan, dimana di berbagai belahan dunia terdapat jumlah lajang yang tinggi.
Di tahun 1996, jumlah jomblo di dunia mencapai angka sekitar 153 juta. Angka tersebut melesat sekitar 55% dalam waktu 15 tahun kemudian jadi 277 juta. Sebagian bahkan ada yang menguatkan tekad untuk tak menikah. Euromonitor Interational Research melihat mayoritas para kaum lajang ini hidup di kota-kota besar, salah satunya adalah Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, tingkat pendidikan dan ekonomi juga jadi salah satu penyebab. Dengan tingkat pendidikan wanita yang saat ini semakin tinggi, alhasil para wanita ini menginginkan tingkat pendidikan atau kemapanan pria yang lebih tinggi darinya. (mag/fyk)