Salah satunya adalah dengan memanfaatkan bergulirnya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dimana menyimpan peluang besar yang siap diraup.
βMalah kita bisa jadi platform terbesar di ASEAN (dengan adanya MEA),β kata Achmad Zaky, pendiri dan CEO Bukalapak di sela-sela perayaan ulang tahun keenam sekaligus peresmian kantor barunya, di Kemang, Jakarta, Selasa .
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
βDi usianya yang keenam, Bukalapak berkomitmen untuk semakin memajukan industri e-commerce Indonesia dengan melibatkan para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM),β imbuh Achmad.
Meski demikian, Zaky mengungkapkan rata-rata UKM di Indonesia masih hanya fokus di pasar lokal, padahal MEA sudah mulai berjalan. Namun ia lebih menitikberatkan pada sulitnya UKM lokal berkompetisi dengan UKM asal China.
Utamanya adalah dari sisi harga. Pembeli dari Malaysia misalnya, dikatakannya bakal lebih memilih beli barang dari China ketimbang dari UKM Indonesia yang notabene adalah negara tetangganya.
Menurut alumni ITB ini, pemerintah diharapkan memiliki aturan yang bisa membantu UKM lokal agar bisa bersaing dengan UKM dari luar negeri. Contoh dukungan yang bisa dilakukan pemerintah adalah dengan memberikan kelonggaran soal urusan logistik atau kirim-kirim barang ke luar negeri.
Di sisi lain, Bukalapak sendiri juga semakin berkomitmen untuk mempermudah para pelapak dengan memperbanyak dan memperkuat kerjasama di bidang logistik dan perbankan dengan perusahaan-perusahaan terkait.
Terlepas dari itu Bukalapak juga terus berusaha untuk mengajak para pelaku UKM untuk melirik jalur online untuk memasarkan usahanya. Karena Zaky menilai, dari sekitar 50 juta pelaku UKM yang ada di Indonesia, hanya 1% yang sudah memanfaatkan keuntungan online.
βMakanya kami berusaha mengenalkan platform online (Bukalapak-red) ini. Sebagian besar lainnya hanya memanfaatkan internet untuk main Facebook, dan lain-lain,β pungkas Achmad.
(yud/ash)