Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Nadiem: Aplikasi Go-Jek Belum 100% Sempurna, Tapi Aman

Nadiem: Aplikasi Go-Jek Belum 100% Sempurna, Tapi Aman


Ardhi Suryadhi - detikInet

CEO Go-Jek Nadiem Makarim. (adi/detikINET)
Jakarta - Di tengah isu bolongnya sistem aplikasi ojek digitalnya, manajemen Go-Jek akhirnya angkat suara. Mereka memastikan bahwa layanan aplikasi yang dikelola dan dikembangkannya aman.

Go-Jek mengaku sudah mendeteksi adanya gangguan atau bug yang muncul dalam layanan aplikasinya, namun mengklaim telah melakukan terobosan untuk mengatasi gangguan tersebut dan memastikan keamanan optimal data-data yang tersimpanβ€Ž.β€Ž

Terkait dengan ulasan Yohanes Nugroho dalam blognya mengenai bolongnya sistem aplikasi Go-Jek, Nadiem Makarim selaku Chief Executive Officer Go-Jek, mengatakan bahwa pihaknya telah membenahi dan menyelesaikan hampir seluruh isu yang disebutkan dalam blog tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Nadiem memang belum 100% sempurna, namun akan diselesaikan dalam beberapa hari ke depan. Pihak Go-Jek juga sudah pernah berkomunikasi sebelumnya dengan Yohanes terkait temuan tersebut.

β€œKeamanan data selalu menjadi prioritas utama kami. Demi keamanan dan kenyamanan para pelanggan, Go-Jek akan terus melakukan penyempurnaan terhadap sistem layanan kami,” tegas Nadiem dalam keterangan resminya, Selasa (12/1/2016).

Menurut Nadiem saat ini GO-JEK beroperasi secara lancar. Perusahaan juga memastikan bahwa β€Ždata-data milik pelanggan dan mitra driver aman. Nilai kredit yang sudah diperoleh pelanggan maupun mitra driver tetap berlaku sesuai ketentuan yang ada.

Dengan ini, Go-Jek sekaligus menegaskan bahwa menjamin temuan mengenai bug ini tidak merugikan pelanggan dan driver.β€Ž Nadiem juga menyampaikan apresiasi terhadap masukan yang disampaikan oleh Yohanes yang saat ini tinggal di Thailand.

β€œGo-Jek merupakan aset Indonesia, yang kami harapkan dapat menjadi bagian dari solusi dalam mendorong bergeraknya perekonomian masyarakat di berbagai level ekonomi. Kami apresiasi masukan maupun kritik dari seluruh komunitas teknologi, karena feedback itulah yang akan mendorong teknologi karya anak bangsa mencapai kualitas kelas dunia,” lanjut Nadiem.

Hingga akhir tahun 2015, Go-Jek telah beroperasi di 10 wilayah/kota di seluruh Indonesia. Perusahaan yang berdiri sejak tahun 2010 ini memiliki mitra driver lebih dari 200.000.

Sebelumnya, seorang developer lokal yang tinggal di Chiang Mai, Thailand melaporkan adanya bug (celah/lubang) di aplikasi Go-Jek. Isu ini sejatinya dilaporkan sudah sejak Agustus lalu ke Go-Jek, namun ternyata belum semuanya ditambal.

Yohanes Nugroho β€” sang pelapor β€” saat diwawancarai detikINET mengaku, lantaran kebocoran ini sempat ia share di wall Facebook untuk menanyakan 'Siapa yang kenal developer Go-Jek, saya menemukan bug?’, beberapa orang lantas
sempat kontak Yohanes dan menyatakan bahwa mereka juga menemukan bug yang sama.

Ini bukan sembarang lubang, tetapi sudah terkait keamanan privasi pengguna dan driver Go-Jek. Berikut di antaranya seperti dilaporkan Yohanes:

1. Siapapun bisa mencari customer ID berdasarkan telepon atau nama atau email.
2. Siapapun bisa mengubah pulsa driver gojek manapun.
3. Siapapun bisa melihat data pribadi driver gojek, termasuk foto, alamat, dan bahkan nama ibu kandung.
4. Siapapun bisa mendapatkan nama user, email, nomor HP user lain.
5. Siapapun bisa mengganti nomor HP dan nama user lain, tanpa perlu tahu passwordnya.
6. Siapapun bisa melihat order history orang lain.

(ash/fyk)







Hide Ads