Buka-bukaan di sini maksudnya adalah para peserta mau mengumumkan akumulasi nilai transaksi online selama acara Harbolnas berlangsung. Informasi ini dianggap penting untuk menegaskan potensi pasar e-commerce Indonesia dari perspektif domestik dan mancanegara.
"Rilis data secara reguler tiap tahun juga bermanfaat untuk menunjukkan perkembangan industri dari waktu ke waktu,β tulis pernyataan resmi idEA yang diterima detikINET, Jumat (11/12/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di China, tahun ini angka penjualan mencapai rekor senilai USD 14 miliar, meskipun mereka baru memulainya di tahun 2010 lalu. Yang lebih menarik lagi, nilai transaksi yang didominasi oleh raksasa e-commerce Alibaba dan JD tersebut, dilakukan mayoritas melalui perangkat smartphone.
"Seperti praktik yang dilakukan di banyak negara lain, asosiasi sebagai payung industri memang tidak berpartisipasi aktif menyelenggarakan acara Harbolnas ini. Untuk menjaga independensi dan integritasnya, idEA berkomitmen untuk tidak turut campur terhadap ranah komersial dari masing-masing anggotanya,β lanjut idEA.
Namun demikian, idEA tengah berupaya menyusun kode etis yang dapat dipakai sebagai acuan best practices oleh para pelaku usaha e-commerce, termasuk dalam perihal pemberian promosi dan diskon.
Dokumen yang rencananya akan diluncurkan pada acara βIndonesia E-Commerce Summit & Expoβ di paruh pertama tahun 2016 tersebut diharapkan bakal bermanfaat untuk meningkatkan kepercayaan dan kepuasaan konsumen dalam berbelanja online.
βKami berharap kesempatan ini dapat menjadi ajang edukasi bagi konsumen Indonesia tentang seru dan nyamannya berbelanja online,β ujar Daniel Tumiwa selaku Ketua Umum idEA.
βRilis nilai transaksi menjadi penting sebagai bagian dari edukasi tersebut dan turut semakin menegaskan posisi industri e-commerce nasional. Kini seluruh dunia melihat Indonesia sebagai negara yang sangat potensial untuk menjadi kekuatan baru e-commerce dunia. Mari kita bersama wujudkan potensi tersebut!,β pungkasnya.
(ash/fyk)