Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Laporan dari Munich
Menjelajah Museum Teknologi Paling Komplet di Jerman
Laporan dari Munich

Menjelajah Museum Teknologi Paling Komplet di Jerman


Ari Saputra - detikInet

The Deutsches Museum di Munich, Jerman (ari/detikINET)
Munich -

Sama-sama menempati gedung tua, namun ruangannya tidak semewah Museum Louvre Paris atau Museum of Modern Art (MoMA) New York. Ubin masih menyisakan tegel lawas dengan ukuran lebar berwarna abu-abu semen tua. Dinding juga dibiarkan begitu saja, dicat putih dengan pilar lengkung khas arsitektur era art deco.

Arsitektur itu sangat terasa sejak fasad, lobi utama hingga hall luas untuk meletakan koleksi aerodynamic berupa kapal layar, pesawat terbang sampai mesin pendorong luar angkasa.

Penulis yang ke sini beberapa waktu lalu merasakan atmosfir klasik sekaligus semangat futuristik yang sangat kental. Sebab, Deutsches Museum atau Museum Jerman tidak hanya berbicara yang kuno dan tua saja. Melainkan teknologi masa depan yang visioner. Pengunjung diajak merasakan 'The Monument Men' George Clooney sekaligus menjadi Dr. Will Caster (Johnny Deep) dalam sci-fi nano komputer 'Transcendence'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Uniknya, kendati terdengar serius, banyak anak-anak terlihat menikmati karya berbasis matematika dan fisika tersebut dengan riang. Pangkal musababnya karena semua dipaparkan dalam diorama maupun media permainan interaktif yang ringan namun berbobot. Serta disisipi pertanyaan-pertanyaan dasar yang membuat siapa saja menjadi terhenyak.



"Darimana asal muasal energi itu? " tanya salah satu paviliun fisika di sayap kanan di lantai 2 Museum Jerman. Di sampingnya terdapat berbagai simulasi yang merangsang jawaban bagi siapa saja seperti pendulum ataupun gerak magnet. Semua bisa disentuh, dimainkan dan diujicoba dengan ringkas di museum yang sudah berusia lebih dari satu abad ini.

Tidak cuma anak-anak, pengunjung dewasa juga senang. Seperti di bilik teknologi permainan mereka menemukan masa kecil yang hidup kembali. Sebab, di bilik tersebut menyajikan diorama dan koleksi permainan dari yang sederhana hingga paling njlimet seperti brick ataupun game robotik.



Bagi yang suka mekanik atau urusan mesin berbasis baja keras tersedia lengkap di Museum Jerman. Atau yang gemar dengan teknologi audio, perbintangan, informatika, piranti lunak, sampai nano komputer tidak luput dari museum yang diusulkan oleh Oskar von Miller (1855-1934) tersebut. Termasuk teknologi zaman batu yang paling dasar seperti pengungkit dan katrol mampu dipaparkan dengan menarik dan menggugah nalar berfikir.

Maklum, Museum Jerman menyimpan tidak kurang dari 28.000 koleksi yang dikumpulkan dari 50 cabang sains dan teknologi. Itu belum termasuk koleksi tidak tetap yang saban musim berganti. Jumlah tersebut hanya bisa disaingi oleh Air&Space Museum Smitshonian di Washington DC ataupun Rijkmuseum di Amsterdam.



Beberapa koleksi tetap Deutsches Museum paling populer yakni meja kerja Galileo Galilei, naskah asli Copernicus, mesin cetak buatan Gutenberg, mesin pertama rancangan Werner&William Siemens dan kamera pertama di dunia karya Jacques Da Guerre. Sayang, sebagian gedung sedang direnovasi sehingga niat utama melihat langsung kamera Da Guerre tidak terlaksana.

"Sebagian sedang dalam tahap renovasi. Maaf jika beberapa koleksinya tidak dipajang semua," kata seorang perempuan berwajah Bavarian di bagian informasi turis setelah beberapa pengunjung naik turun tangga mencari kamera Da Guerre.



Dengan koleksi dan visi besarnya, sepertinya tidak pantas untuk mengabaikan Museum Jerman jika sedang berkunjung ke Munich. Ia mudah disambangi karena terdapat halte trem di sayap kanan museum.

Trem nomor 16 akan membawa siapa saja dari stasiun kereta Hauptbahnhof Munich dengan waktu tempuh sekitar 15 menit. Bahkan, jika Anda sedang berada di pusat destinasi wisata Marienplatz cukup melewati sekali halte (Isartor) dengan trem nomor serupa, no 16, kurang dari 5 menit.

Jadi, kapan lagi melihat langsung sejarah panjang teknologi yang mengubah dunia, bukan?




(Ari/rou)





Hide Ads