Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Laporan dari Sydney
Ini Kunci Sukses Startup ala Bukalapak
Laporan dari Sydney

Ini Kunci Sukses Startup ala Bukalapak


Meliyanti Setyorini - detikInet

CEO BukaLapak Achmad Zaky (inet)
Sydney -

Dalam empat tahun, Bukalapak.com telah menjadi platform e-commerce papan atas di Indonesia. Kesuksesan tersebut tidak terlepas dari empat faktor.

CEO dan founder Bukalapak.com, Achmad Zaky, diundang untuk berbicara di depan konferensi startup terbesar di Australia, Sydstart, (29-30 Oktober 2015) di Sydney untuk berbagi kesuksesannya merintis perusahaan yang telah menjadi platform e-commerce lokal nomor 1 di Indonesia.

Dari pengamatan Willix Halim, Vice President Growth dari Freelancer.com selaku penyelenggara, ada tiga hal yang membuat Bukalapak sukses seperti sekarang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertama, bukalapak hadir pada saat dan waktu yang tepat. "Mereka hadir saat penetrasi internet di Indonesia sedang tinggi-tingginya, jadi mereka itu right time in right place," ujar Willix saat ditemui pada konferensi yang juga dihadiri detikINET di Sydney Town Hall, Jumat (30/10/2015) waktu setempat.

"Eksekusi harus fast, seperti Bukalapak, mereka langsung meluncurkan usahanya setelah melihat ada peluang. Pada akhirnya, yang paling cepat biasanya akan berakhir paling bagus," tambahnya.

"Kedua, Bukalapak mampu mengembangkan perusahaan lewat internet marketing menggunakan data-driven yang baik sekali. Ketiga, startup ini didukung oleh tim yang ahli," beber Willix.

Ketiga faktor tersebut juga diakui Zaky sebagai faktor yang mendorong kesuksesan perusahaan yang dirintisnya. Namun demikian dia menambahkan satu hal lain, yaitu diferensiasi dengan cara merangkul lokalitas.

"Kekuatan startup di Indonesia adalah embrace locality. Merangkul lokalitas. Bukalapak jualan kambing pas lebaran haji kemarin. Siapa sangka yang terjual sampai 2.500 ekor, terbanyak yang bisa dijual e-commerce." ungkapnya.

"Selain itu juga jualan sembako dan batu akik, itu adalah bentuk kita merangkul lokalitas," tambahnya.

"Di Indonesia startup yang jualan lokal seperti Go-jek bisa laku karena dia embrace locality. Di dunia nggak ada yang sifatnya lokal banget kayak Indonesia," tutup Willix.

(mel/fyk)





Hide Ads