Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Dikritik Pegiat Open Source, Microsoft Tetap Dekati Guru Indonesia

Dikritik Pegiat Open Source, Microsoft Tetap Dekati Guru Indonesia


Adi Fida Rahman - detikInet

Suasana pertemuan para delegasi (dok. Microsoft)
California -

Meski menuai kritikan dari komunitas open source, tak menghalangi niat Microsoft untuk mendekati para guru di Indonesia. Diskusi terjadi dalam pertemuan di Silicon Valley, California, Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan informasi dari staf KBRI San Francisco, AS Bernard Loesi yang mengiringi rombongan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara, Kamis (29/10/2015), para delegasi rampung menggelar pertemuan bilateral yang dipimpin oleh Corporate Vice President Microsoft Rich Sauer.

Hasil dari pertemuan tersebut, Microsoft sepakat untuk meningkatkan investasi dalam menunjang pendidikan digital bagi sekolah-sekolah formal di Indonesia.

"Kami sangat senang dengan masa depan hubungan Microsoft dengan Indonesia. Komitmen ini akan terus kami tingkatkan di masa yang akan datang," demikian pernyataan Sauer.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Microsoft juga siap mengajukan tawaran akses gratis bagi produk barunya, Microsoft Office 365, bagi semua murid yang terdaftar di Kementerian Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah.

Nilai kesepakatan ini sama dengan 4,8 miliar USD per tahun. Di samping itu, Microsoft bersedia menyiapkan pelatihan demi meningkatkan keahlian 3,5 juta guru di bidang IT yang nilainya sama dengan USD 1 juta per tahun.

"Kami memberikan apresiasi bagi Microsoft yang terus membuktikan diri sebagai perusahaan multinasional yang konsisten dalam memberikan perhatian bagi pengembangan dunia pendidikan," ujar Rudiantara.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani dan Menteri Perdagangan Thomas Lembong juga menyampaikan dukungan dalam pengembangan infrastruktur dan regulasi dalam pencapaian roadmap e-commerce Indonesia yang menargetkan untuk mencapai transaksi USD 130 juta dalam 5 tahun ke depan.

Microsoft kemudian memfasilitasi pertemuan dengan diaspora Indonesia dan masyarakat IT di Silicon Valley. Selain Menkominfo, Menteri Perdagangan dan Kepala BKPM, ada pula Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf.

Para menteri yang ditunjuk, menyampaikan visi dalam menunjang Indonesia sebagai industri digital terbesar di Asia Tenggara dalam pertemuan ini. Indonesia menganggap bahwa untuk mencapai misi tersebut, pemerintah Indonesia perlu melakukan kerjasama kemitraan yang lebih erat dengan berbagai industri teknologi di Silicon Valley.

Acara yang dihadiri sekitar 400 orang berlangsung dengan lancar, meski tak dapat dipungkiri ada beberapa yang menyatakan kekecewaannya karena Presiden Joko Widodo mempersingkat kunjungannya.

Sebelumnya, bocoran rencana kerja sama antara pemerintah dengan Microsoft beredar. Beberapa pihak menentang kerja sama ini, termasuk penggiat open source Onno Widodo Purbo.

Praktisi teknologi itu menyampaikan kritikannya di Twitter dan Facebook. Ditegaskan oleh Onno, kalau kerja sama dengan Microsoft itu berpotensi merugikan.

"Memprihatinkan baca perjanjian antara JOKOWI dengan Microsoft :(( ...Koq gak pada belajar dari sejarah? Apa mau kita dijajah? Penjajahan sekarang tidak pakai bedil, tapi pakai lisensi & copyright," tulis Onno di Facebook.

(rns/rns)







Hide Ads