Selama 10 tahun sudah Google Maps mengudara di dunia maya. Dalam satu dekade itu, miliaran pengguna berhasil dirangkul layanan peta digital ini, hanya saja pencapaian itu belum cukup di mata Google.
Jen Fitzpatrick, Vice President of Maps Products Google memaparkan, misi utama Google adalah untuk membawa informasi kepada semua orang. Filosofi ini pula yang dipegang saat mengembangkan Google Maps, yaitu membawa citra dan informasi tentang dunia.
"Ini merupakan hal sulit, dengan cakupan sangat besar dan rumit," ujar Jen saat berbincang dengan sejumlah media dari Indonesia -- termasuk detikINET -- di kantor pusat Google yang berlokasi di Mountain View, California, Amerika Serikat, Selasa (26/10/2015) waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian, ketika saya masih berstatus sebagai pelajar jika ingin pergi ke suatu tempat maka harus mencari tahu informasinya dulu di komputer sekolah, baru setelah itu dicetak (print) sebagai pegangan. Tetapi sekarang tidak lagi, tinggal membawa ponsel dan semuanya bisa didapatkan dari genggaman," paparnya.
Perubahan kebiasaan ini pula yang mempengaruh evolusi Google Maps dalam 10 tahun terakhir. Awalnya, peta digital tersebut hanya membawa informasi secara online. Kemudian diberikan penyegaran dengan membuatnya lebih interaktif. Nah, ketika ponsel sudah semakin merakyat, Google Maps juga tak mau ketinggalan momentum dan memilih berakselerasi via aplikasi di perangkat mobile.
Dengan ekspansi ke mobile, layanan Google Maps lebih ngacir lagi. Misalnya dengan menambahkan informasi daftar penggiat bisnis lokal serta yang cukup sensasional adalah Street View sebagai layanan untuk mengeksplorasi daerah-daerah secara real.
"Lalu ada voice navigation, dimana bisa menjadi asisten pengguna ketika tengah berjalan atau berkendara, sehingga lebih aman. Termasuk informasi live traffic untuk mengetahui titik-titik kemacetan, sehingga user bisa memilih jalur alternatif," lanjut Jen.
"Pengguna Google Maps sudah berada di angka miliaran. Dan fokus kami tak selesai dengan punya miliaran pengguna, tetapi juga ingin menambah miliaran pengguna lainnya," tegasnya.
Next Billion Users
Menambah miliaran pengguna lainnya adalah ambisi baru Google Maps. Dimana target mereka adalah orang-orang yang sudah memiliki handset. Selain itu negara berkembang yang memiliki urban area juga tak ketinggalan untuk dilirik, termasuk di kota besar yang sangat kuat lifestyle digitalnya.
"Seperti di Indonesia, yang merupakan negara yang penting bagi kami (Google-red)," ujar Jen.
Di negara seperti Indonesia pula, koneksi internet dan keterbatasan bandwidth menjadi bahan pemikiran Google untuk menyodorkan layanan peta digital mereka. Dari pemikiran inilah lahir Google Maps Offline, jadi pengguna bisa mengunduh suatu area yang kemudian bisa diakses saat dalam kondisi internet byar-pet.
Lantas, bagaimana strategi Google Maps untuk menjaring tambahan miliaran pengguna? Berikut strategi yang diungkapkan Jen.
1. Memastikan Google Maps bisa digunakan dan bermanfaat untuk user, di manapun mereka berada dan bagaimanapun aksesnya (koneksi internet).
2. Google Maps harus bisa dapat diakses dengan cepat, termasuk saat user mengaksesnya dalam kondisi koneksi internet terbatas.
3. Mengumpulkan informasi yang benar. Karena tak cuma mengumpulkan data tapi juga harus bisa mengerti sifat data tersebut untuk siapa. Termasulk layanan update yang tiada henti dilakukan untuk terus melakukan perbaikan pada informasi yang diterima komunitas lokal.
"Cara kami mengerti tentang dunia adalah dengan menjalin kerjasama dengan komunitas lokal. Dan lewat cara itu pula kami dapat mendorong orang-orang untuk belajar dan mengerti tentang dunia, termasuk menghubungkan orang-orangnya," imbuh Jen.
Manfaat ini pula yang diharapkan bisa diterima oleh Indonesia dan para pengguna Google Maps. "Misi awal kami adalah untuk membantu orang bernavigasi dan mengeksplorasi dunia, dan kami akan membuat layanan powerful di saku Anda dengan terus menambah fitur-fitur baru. Kami berharap ini dapat memberi dampak besar bagi Indonesia dan orang-orang yang ingin traveling ke Indonesia," pungkasnya.
(ash/fyk)