Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyambut baik tawaran Baidu dalam kerja sama pengembangan ekonomi berbasis internet melalui e-commerce 3.0 dan program pariwisata.
"Kemarin sore saya bertemu dengan President Baidu Inc., Zhang Ya-Qin. (Saya) apresiasi inisiatif Baidu untuk mengembangkan kapasitas nasional," ungkapnya pada detikINET, Kamis (15/10/2015).
Seperti diketahui, pertemuan ini bukan kali ini saja dilakukan. Baidu beserta Kementerian Kominfo, dan juga Badan Ekonomi Kreatif, telah bertemu untuk mewujudkan rencana tersebut melalui program 'Grow Local, Go Global'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Baidu Indonesia Bao Jianlei sebelumnya mengatakan, saat ini startup di Indonesia menghadapi sejumlah kendala dalam menembus akses pasar di luar negeri.
Di antaranya hambatan dalam akses pendanaan, pengadaan infrastruktur, keterbatasan teknologi serta ketiadaan riset pasar. "Melalui sumber daya yang dimiliki Baidu, kami ingin mengurangi hambatan-hambatan tersebut," katanya.
Baidu rencananya akan menyediakan dana USD 1 juta dalam bentuk investasi pemasaran dan teknologi yang disediakan melalui berbagai platform yang dimilikinya. Raksasa internet asal China ini juga akan membangun infrastruktur kerja bagi startup di tiga kota, Jakarta, Bandung dan Yogyakarta.
Program itu nantinya menyasar pengembangan startup dan aplikasi untuk menangkap peluang pasar wisatawan Tiongkok yang akan berkunjung ke Indonesia. Baidu menargetkan dapat berkontribusi sebesar 600 ribu wisatawan China, atau 18% dari target pemerintah Indonesia pada 2016 melalui berbagai aplikasi yang dimilikinya
"Baidu menargetkan dalam tahun pertama program ini akan ada 300 startup. Dengan rata-rata startup menghasilkan 5 aplikasi maka akan ada 1.500 aplikasi untuk program go local dan untuk program go global akan diambil 15 startup yang paling baik," ujarnya.
Menanggapi aksi yang dilakukan Baidu, Menkominfo selain memberikan apresiasi juga mengakui langkah bisnis yang dilakukan perusahaan asal China itu cukup cerdik.
"Indonesia pada 2019 menargetkan 10 juta wisatawan asal Tiongkok dimana itu ada potensi uang berputar per tahun sekitar USD 10 miliar. Baidu bangun dulu platform sebelum target itu terealisasi. Saya imbau aplikasi lokal manfaatkan kesempatan yang ditawarkan Baidu ini," jelasnya.
Dari riset yang dilakukan GFK terungkap 61% warga di kota Jakarta, Bodetabek, Bandung, Semarang, dan Surabaya, memiliki smartphone. Rata-rata pemakaian smartphone mereka 5,5 jam per hari dan puncaknya terjadi pada malam hari.
Kebiasaan menggunakan smartphone malah lebih lama dibandingkan saat mereka melihat televisi yang cuma menghabiskan 4 jam per hari, dan mendengarkan radio sekitar 60 menit saja.
Sedangkan dari kajian OECD, terlihat kontribusi ekonomi berbasis Internet ke total GDP baru sekitar 1,5% di Indonesia dengan pertumbuhan tahunan 2010-2016 adalah 16,6%. Value chain dari ekonomi berbasis internet di Indonesia adalah e-commerce, online service, content rights, enabling technology dan service rights, connectivity, serta interface.
(rou/ash)