Masa depan memang menyimpan misteri. Siapa sangka perkenalan kedua orang ini saat menjadi pesepakbola di kesebelasan amatir justru berujung pada lahirnya startup yang bermain di pasar saham profesional.
Adalah Stockbit -- nama startup tersebut -- yang diciptakan oleh dua orang sahabat lama, Wellson Lo dan Johny Susanto.
Wellson yang saat ini menjabat CEO Stockbit memiliki latar belakang finansial dan pernah bekerja di KPMG Singapura, sedangkan Johny selaku CTO bekerja sebagai full-stack engineer. Kemampuannya sebagai programmer front-end dan back-end terkumpul dari pengalamannya bekerja di Australia dan Indonesia selama sembilan tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kesempatan akhirnya tiba pada tahun 2012, di saat ranah startup Indonesia mulai berkembang. Wellson dan Johny bertemu kembali di tahun itu dan setuju untuk memasukkan semua modalnya ke dalam teknologi finansial.
“Saya menemukan besarnya perbedaan informasi yang dimiliki investor retail dan institusi,” jelas Wellson, yang pada saat itu bekerja sebagai investor penuh waktu setelah berhenti dari KPMG Singapura.
“Tidak banyak informasi yang tersedia dan agak sulit untuk terus mengikuti berita karena informasi penting tersebar dimana-mana. Oleh karena itu, kami berpikir bahwa sebuah jejaring sosial akan dapat memfasilitasi hubungan yang lebih baik antara pemodal, berita, dan laporan, yang dikumpulkan dalam satu tempat, dan secara otomatis diberikan label berdasarkan nama perusahaan untuk mempermudah riset," jelasnya dalam keterangan yang diterima detikINET.
Keduanya telah menghabiskan seluruh tabungannya dalam dua tahun terakhir membangun Stockbit. Walau telah ditolak oleh banyak investor, keduanya tetap gigih menjalankan perusahaan, mengubah strategi, dan mengembangkan model bisnis. Akhirnya, Ideosource setuju untuk ikut menanam investasi ke Stockbit.
Platform Intelijen Investasi
Stockbit merupakan platform analisis sosial untuk trader dan investor saham di Indonesia. Investasi tahap awal yang didapatnya dari modal ventura lokal Ideosource membuka jalan bagi Stockbit untuk masuk ke ranah perangkat bergerak (mobile). Mereka juga akan menggunakan dananya untuk mengembangkan produk, mendorong pemasaran, dan perekrutan.
Trader dan investor bisa menggunakan alat analisis Stockbit untuk membuat keputusan investasi yang lebih baik di Bursa Efek Indonesia (IDX). Perusahaan telah merevolusi cara masyarakat melakukan riset dan analisis di pasar saham.
Dengan Stockbit, pengguna dapat menyimpan semua analisis mereka secara online di awan, dan membuat keputusan investasi profesional di mana saja. Stockbit menyediakan opsi baru kepada investor retail seperti data finansial dengan kualitas institusi, fitur screener saham, dan aplikasi charting yang menunjukkan harga dan indikator lainnya secara real time.
Selain kemampuan untuk memantau pasar saham dari mana saja, investor juga dapat berbagi analisis dan mendiskusikan sentimen pasar terbaru secara real time di platform jejaring sosial Stockbit. Untuk pertama kalinya, sesama investor di Indonesia dapat berkomunikasi dan mengikuti apa yang investor lain sedang lakukan dari dalam platform.
“Stockbit cukup menarik karena mereka bisa memberikan ranah permainan yang lebih adil antara investor institusi dan retail di Indonesia,” ujar Andrias Ekoyuono, VP of Business Development di Ideosource. “Mereka juga berada di pasar yang akan berkembang pesat ke depannya, hal ini tercermin dari target Otoritas Jasa Keuangan yang ingin menarik hingga lima juta investor retail pada tahun 2017," lanjutnya.
Menurut Wellson, pasar saham Indonesia, seperti yang terjadi di banyak negara berkembang, tidaklah efisien. Salah satu penyebabnya ialah kurangnya data yang tersedia dan teknologi yang gampang diakses.
“Kami yakin bahwa dengan sebuah platform analisis online, yang didukung dengan data berkualitas, pasar akan bisa berkembang lebih cepat melalui kolaborasi analisa yang lebih baik. Dengan alat dan komunitas yang mendukung, kami percaya bahwa Stockbit memiliki potensi untuk merevitalisasi industri ini dalam jangka panjang.”
Stockbit memperoleh pendapatan melalui model langganan freemium. Fitur-fitur premium yang ditawarkan diklaim sebanding dengan fitur yang ada di Bloomberg Terminal, dengan harga jauh lebih terjangkau. Saat ini, hampir 10% dari total investor retail terdaftar di Indonesia merupakan pengguna Stockbit, dan mereka rata-rata menghabiskan waktu 8 menit setiap kunjungannya. Perusahaan mencatat 15% pertumbuhan organik tiap bulannya dalam hal jumlah pengguna unik.
Dalam waktu dekat, Stockbit akan meluncurkan aplikasi Android dan iOS yang sudah diidamkan penggunanya. Mereka juga akan menyediakan jasa broker agar pengguna dapat berinvestasi langsung melalui Stockbit. Semua ini sejalan dengan visi startup tersebut yaitu menyediakan platform terintegrasi yang lengkap agar investor di Indonesia dapat berkembang di pasar saham lokal.
(ash/fyk)