Empati Chris MacKenzie, James Bonner, Liam McGuire dan Norman Wang terhadap para penderita demensia membuat mereka terpanggil berbuat sesuatu.
"Kami tidak punya banyak uang untuk berdonasi, apa yang bisa kami lakukan? Kami hanya punya keahlian di bidang ini, maka kami membuat Virtual Dementia Experience," kata salah satu anggota tim Chris MacKenzie.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk diketahui, demensia adalah penurunan fungsional yang disebabkan kelainan pada otak. Demensia bukan berupa penyakit dan bukanlah sindrom.
Pikun merupakan gejala umum demensia, walaupun pikun itu sendiri belum berarti indikasi terjadinya demensia. Orang-orang yang menderita demensia sering tidak dapat berpikir dengan baik dan berakibat tidak dapat beraktivitas dengan baik.
Oleh sebab itu mereka lambat laun kehilangan kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan dan perlahan menjadi emosional. Sering hal tersebut menjadi tidak terkendali.
Dengan melihat Virtual Dementia Experience yang disimulasikan via headset virtual reality seperti Oculus Rift, mereka akan punya pemahaman yang baik untuk menangani para pasien demensia.
Keempat anggota tim Virtual Dementia Experience saat ini sudah mendirikan startup bernama Opaque Multimedia. Berbasis di Melbourne, startup ini menyasar kalangan medis, perawat maupun pengguna biasa. Dalam proyeknya, mereka juga menyertakan headset virtual reality yang lebih terjangkau yakni menggunakan cardboard.
Sebagai pemenang di kategori World Citizenship, Virtual Dementia Experience berhak atas hadiah USD 50 ribu dan mengikuti Microsoft YouthSpark Boot Camp.
Kemenangan Virtual Dementia Experience di Imagine Cup 2015 sekaligus menandai Australia sebagai lawan terberat untuk kategori World Citizenship.
Di tahun lalu, Australia juga menjadi juara kategori World Citizenship oleh tim Eyenaemia. Tim ini membuat aplikasi smartphone yang bisa mendeteksi anemia melalui cara berfoto selfie.
Tak hanya menjuarai kategori World Citizenship, mereka juga menjadi juara umum untuk keseluruhan Imagine Cup 2014.
(rou/rou)