Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Kolom Telematika (1)
Google Spotlight Stories: Potret Hiburan Masa Depan
Kolom Telematika (1)

Google Spotlight Stories: Potret Hiburan Masa Depan


Penulis: Lucky Sebastian - detikInet

Jakarta -

Seiring berkembangnya smartphone, perangkat yang asal mulanya diperuntukkan sebagai asisten digital, lama kelamaan fungsinya jauh bertambah. Sekarang smartphone sudah menjadi perangkat utama untuk berbagai macam fungsi, termasuk hiburan.

Smartphone kini menjadi layar yang paling sering, dan paling lama ditatap oleh mata. Fungsinya mulai mengalahkan layar televisi, bahkan komputer. Kita sekarang bermain game, menonton video, bahkan memutar film-film HD di layarnya, yang sekarang teknologinya semakin baik dan sangat tinggi resolusinya.

Karena bentuknya yang ringkas dan portable, banyak pelaku industri dan teknologi mulai memikirkan cara baru, untuk mengembangkan konten hiburan pada smartphone, yang berbeda dengan konten hiburan di layar besar perangkat lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Google menjadi salah satu ujung tombak yang sangat berkepentingan untuk memajukan konten hiburan dengan gaya baru ini. Sebagian dari kita kemungkinan sudah mengenal YouTube 360, konten khusus dimana video bisa disaksikan dari berbagai sisi 360 derajat sesuai keinginan kita.

Cukup mengarahkan smartphone ke arah yang kita inginkan, maka kita bisa melihat video dari sisi lain, seolah-olah kita berada di sana. Misalkan video sedang menonton konser musik, selain bisa melihat panggung, kita bisa melihat ke arah penonton, ke area sisi panggung, bahkan ke atas langit. Atau video bertema terjun payung atau pendakian gunung, apa yang bisa dilihat mereka, bisa kita lihat juga.

Untuk mereka yang belum pernah mencobanya, beberapa kumpulan video YouTube 360 bisa dilihat di sini http://bit.ly/1ReKb00.

Gerakkan smartphone ke arah yang diinginkan selama streaming video berlangsung. Jika tampilan layar menjadi terbelah dua gambar, atau gambar tidak bergerak sesuai gerakan smartphone, berarti ada sensor perangkat yang dibutuhkan, seperti sensor gyroscope salah satunya, yang tidak dimiliki device yang kita gunakan.

Selain YouTube 360, Google juga sedang bergiat mengembangkan konten VR atau Virtual Reality, dimana dengan tambahan perangkat khusus, kita diajak masuk ke dalam dunia virtual dalam banyak bentuk, apakah film, game, pelajaran, tutorial, atau simulasi. Google bahkan mengembangkan Google cardboard, perangkat virtual reality dari kardus yang bisa kita buat sendiri, atau membelinya dengan harga murah, dan menjadikan smartphone kita sebagai perangkat VR.

Selain dua tipe konten di atas, Google sebenarnya punya sebuah konten baru yang masih bertalian dengan kedua konten di atas, dinamai Google Spotlight Stories. Konten ini disajikan dalam sebuah aplikasi yang diperkenalkan Google akhir bulan Mei lalu, yang bisa diunduh di Google PlayStore.

Spotlight Stories akan menjadi cikal bakal konten hiburan masa depan, dimana kita tidak menyaksikan hiburan dalam satu arah linear saja, tetapi bisa menikmatinya dari banyak sisi, termasuk mengeksplorasi lingkungan lokasi pada cerita film tersebut.

Kemungkinan saat ini banyak yang belum mengetahui aplikasi Google Spotlight Stories, dikarenakan tidak di semua Google PlayStore aplikasi ini bisa ditemukan. Di beberapa tipe device, aplikasi ini bisa ditemukan di Google PlayStore, bisa di-download, tetapi tidak bisa dijalankan. Sementara di device lain, aplikasi ini tidak bisa ditemukan di Google PlayStore, tetapi melalui side loading install, aplikasi ini bisa dijalankan. Memang sementara ini, Google sedang berupaya supaya aplikasi ini bisa cocok atau kompatibel dengan semakin banyak device android.

Untuk Anda yang penasaran karena tidak dapat menemukan aplikasi ini di Google PlayStore, bisa mencoba melihatnya di link PlayStore ini: http://bit.ly/1GUiNmP.

Jika dikatakan device kita tidak cocok dengan aplikasi tersebut, jangan dulu menyerah, coba menginstalnya dengan cara sideloading, dengan mengambil APK-nya di sini: http://bit.ly/1BrJP4q.

Google Spotlight Stories dibuat oleh tim khusus Google yang dinamai Google ATAP (Advanced Technology and Projects) sebuah tim spesial yang terdiri dari beberapa kelompok-kelompok kecil yang masing-masing mengembangkan teknologi baru, dengan cara baru, dan seringkali punya cara dan pemikiran yang tidak biasa.

Kalau kita mengikuti perkembangan proyek-proyek teknologi di Google, tim Google ATAP ini yang menangani beberapa proyek elit teknologi baru di antaranya:

Project Tango
Mengembangkan kamera pada tablet atau smartphone, sehingga bisa mengenali ruang dan gerak, sekaligus bisa memetakan dan mengukur dimensi benda-benda di dalam ruangan yang tertangkap kamera.

Kelak project ini akan menjadikan smartphone atau tablet kita berguna untuk memudahkan banyak pekerjaan, seperti desain interior, simulasi, augmented reality, games, robotik dll. Project ini sekarang sudah sampai pada tahap tersedianya tablet dengan kemampuan khusus tersebut, yang sudah bisa dipesan oleh para developer.

Project Ara
Project ini memungkinkan kita memiliki smartphone modular, dimana setiap bagian modul smartphone bisa di-upgrade, atau tentukan spesifikasinya sendiri secara custom. Misalnya memilih berapa MP ukuran kamera, besaran memori, ukuran baterai, sensor tambahan dll. Project ini sudah memperlihatkan hasil berupa prototype yang berfungsi, di Google IO 2015 Mei lalu.

Project Soli
Project ini baru saja diperlihatkan di acara developer tahunan Google IO 2015 kemarin, yang memungkinkan kita mengontrol smartphone melalui gesture tangan saja tanpa menyentuh layar.



Misalnya menggeser jari jempol di atas telunjuk untuk menaik turunkan besar volume, atau menggerakkan jari jempol dan telunjuk seolah-olah sedang memutar scroller jam tangan, dan device kita bereaksi atas perintah gesture tersebut. Teknologi advance dari project Soli ini bukan menggunakan kamera, tetapi mengunakan sensor radar, yang dibuat dalam ukuran kecil.

Project Jacquard
Bersamaan dengan project soli, diperkenalkan juga di Google IO 2015, project jacquard, yang menjadikan kain baju atau celana kita, bisa disisipi sensor sentuh. Nantinya dengan fitur ini, kita cukup mengusapkan jari di atas pakaian untuk mengontrol smartphone dan perangkat lain untuk berinteraksi.



Bersambung...

Β 

*) Penulis, Lucky Sebastian merupakan sesepuh komunitas Gadtorade. Pria yang tinggal di Bandung ini sejatinya adalah seorang arsitek, tetapi antusiasme yang tinggi akan gadget justru semakin membawa Lucky untuk menjadi gadget enthusiast.

(ash/ash)







Hide Ads