Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Drone Berpotensi Jadi Mesin Pembunuh Manusia

Drone Berpotensi Jadi Mesin Pembunuh Manusia


Fino Yurio Kristo - detikInet

Drone (istimewa)
Jakarta - Drone di masa depan dikatakan punya potensi membahayakan manusia. Terutama jika dibekali dengan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dan sengaja dirancang untuk membunuh. Begitu dikatakan oleh seorang pakar komputer.

Sang pakar adalah profesor Stuart Russel dari University of Californa at Berkeley. Menurutnya dalam satu dekade mendatang, drone berpotensi jadi senjata yang beroperasi secara otonom. Ia bisa menentukan dan menghancurkan sendiri sasarannya.

"Potensinya tinggi. Sistem senjata otonom telah dideskripsikan sebagai revolusi ketiga dalam bidang persenjataan setelah bubuk mesiu dan nuklir," ucap Stuart yang dikutip detikINET dari Daily Mail, Jumat (29/5/2015).

Dalam publikasinya di jurnal ilmiah Nature, Stuart meyakini kalau kapabilitas mesin semacam itu hanya dibatasi oleh kelemahan dalam desain fisiknya. Sedangkan sistem AI-nya tidak bisa dibendung.

Karenanya jika drone pembunuh dibuat dalam jumlah banyak dan kendala fisiknya bisa diminimalisir, maka bisa menjadi mesin pembunuh yang sangat efektif.

"Seiring robot yang bisa terbang makin mengecil, kemampuan manuvernya meningkat dan sulit untuk dijadikan target serangan. Walaupun ada keterbatasan dalam fisiknya, diperkirakan ada platform yang dibuat sampai jutaan dan membuat manusia tidak bisa mempertahankan diri melawannya. Ini bukan masa depan yang bagus," jelasnya.

Stuart pun berharap agar perkembangan drone tidak sampai sejauh itu. Demikian juga senjata yang bisa beroperasi otonom harus diregulasi agar tidak sampai dalam taraf berbahaya.

Tapi sampai sekarang belum ada aturan yang jelas mengenai hal itu. Sedangkan tiga negara yang getol mengembangkan perangkat pesenjataan otomatis yakni Amerika Serikat, Inggris dan Israel mencoba meyakinkan bahwa semua teknologi mereka aman dan mengikuti hukum internasional.

Beberapa negara seperti Jerman sudah mengusulkan agar senjata otonom yang mematikan harus dikendalikan. Mesin semacam itu harus tetap dikontrol oleh manusia, tak sepenuhnya beroperasi secara mandiri.

Di sisi lain, kekhawatiran bahwa kecerdasan buatan itu bisa berbahaya sudah dikemukakan beberapa tokoh. Belum lama ini astronom Inggris Sir Martin Rees mengatakan bahwa suatu saat bisa saja dunia ini memasuki masa post human atau sesudah manusia karena digantikan robot.

Terutama karena perkembangan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) sangat pesat dan ada keterbatasan di otak manusia. "Ada batas soal ukuran dan processing power otak organik. Mungkin manusia sudah mencapai batasan itu. Namun tidak ada batasan semacam itu di komputer," sebut Martin.

Menurut dia, robot akan memegang peranan penting dalam memecahkan misteri alam semesta, bukan manusia. Karena tidak ada keterbatasan umur dan otak, para robot ini yang nantinya akan pergi jauh ke angkasa. Mereka yang akan mengerti semuanya.

"Angkasa sana akan menjadi arena di mana robotika akan dikonstruksi. Jauh di masa depan nanti, bukanlah pikiran manusia, tapi mesin-mesin itulah yang akan benar-benar mengerti kosmos ini dan aksi mesin otonom itulah yang nanti secara drastis mengubah hidup kita," pungkasnya.

(Fino Yurio Kristo/Achmad Rouzni Noor II)







Hide Ads