Maraknya prostitusi artis seperti AA yang diperantarai Robbi Abbas membuat mata terbelalak. Jaringan prostitusi Robbi Abbas beredar dari mulut ke mulut hingga melibatkan aplikasi pesan pribadi seperti WhatsApp atau layanan pesan online lainnya. Apa kata Menkominfo Rudiantara?
"Aduan itu lebih cepat, kalau kita bicara medsos (media sosial) sudah puluhan juta (pengguna). Kalau pemerintah, Menkominfo hanya memeloti itu saja, kita nggak kerja yang lain nanti," jelas Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara saat ditanya tanggapannya tentang prostitusi artis dengan germo Robbi Abbas dan melibatkan artis AA.
Hal itu dikatakan Menkominfo Rudiantara usai bertemu Wapres Jusuf Kalla di Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (12/5/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau messaging system itu bentuk komunikasi SMS, WhatsApp, bla bla bla," imbuhnya.
Rudiantara mengajak masyarakat lebih aktif mengadu bila mengetahui praktik prostitusi menggunakan layanan pesan online ini.
"Jadi harus ada kerjasama antara pemerintah dan masyarakat. Makin banyak masyarakat yang berpartisipasi dengan cara mengadukan dan tentu ada mekanisme sendiri penilaian dan rekomendasi harus diperlakukan seperti apa konten tersebut," jelas Chief RA, panggilan akrab Rudiantara.
Sebelumnya diberitakan, Robbi Abbas mucikari PSK artis memiliki 200 anak buah. Dalam percakapan pria ini memakai BBM yang memakai nama Obbie di BBM-nya, biasanya berkirim foto ke klien yang ingin memakai jasa anak asuhnya.
Dari data percakapan BBM Robbi yang didapatkan detikcom, Senin (11/5/2015), Robbi menawarkan foto-foto artis ke kliennya. Di BBM yang dilihat detikcom ada sejumlah artis terkenal dan seksi yang ditawarkan Robbi. Menurut polisi, bisnis RA tersebut besar melalui mulut ke mulut.
"Nggak ada situs, hanya lewat BBM, whatsapp dan SMS (untuk transaksi)," ungkap Kasatreskrim Polres Jaksel AKBP Audie Latuheru di Mapolres Jaksel, Jl Wijaya, Kabayoran Baru, Minggu (10/5/2015).
RA yang saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka sangat menjaga kerahasiaan dari bisnis maupun identitas para PSK-nya. Bahkan sebelum benar-benar deal, RA selalu memantau calon pelanggannya.
"(Bisnisnya besar) dari mulut ke mulut, dari kenalan ke kenalan, dari situ bisnisnya mulai besar," kata Audie.
"RA mantau dulu, dia lihatin dulu pelanggannya. Kalau dia nggak yakin dia akan mundur. Kalau kita janjian jam 5 dia datang jam 2, lihat-lihat dulu," sambungnya.
Mucikari yang sebelumnya tidak memiliki pekerjaan itu hanya bermodalkan HP untuk menunjukkan para PSK-nya. Tidak seperti prostitusi online, RA tidak menyediakan katalog perempuan-perempuan cantik.
"Oh nggak (ada katalog). Dia punya foto di HP, dikirim ke calon pelanggan," tutur Audie.
(fiq/fyk)