Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Aplikasi Smart City Tuntut Pejabat DKI Gesit

Aplikasi Smart City Tuntut Pejabat DKI Gesit


- detikInet

Alberto Ali, Kepala UPT Smart City DKI Jakarta (rns/inet)
Jakarta - QLUE dan CROP mulai digunakan bersamaan dengan digagasnya konsep smart city di Jakarta pada Desember 2014. Kedua aplikasi smart city ini sekarang dipakai Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai salah satu tolok ukur kinerja jajaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI.

"Kami bisa kena evaluasi gara-gara tidak menindaklanjuti laporan dari QLUE. Pak Gubernur lihatnya ada data, laporan masyarakat yang tidak direspons," kata Alberto Ali, Kepala UPT Smart City DKI Jakarta, ditemui di acara NextDev Telkomsel di Conclave, Jakarta Selatan, Senin (4/5/2015).

Dijelaskan Alberto, aplikasi QLUE seperti media sosial yang fungsinya sebagai wadah pelaporan bagi warga. Masalah yang dilaporkan bermacam-macam mulai dari tumpukan sampah, kemacetan, fasilitas publik dan lain-lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara CROP adalah aplikasi yang dipakai pejabat dan jajaran Pemprov untuk merespons laporan warga dan segera ditindaklanjuti. Data yang dilaporkan di QLUE, terintegrasi dengan CROP dan dashboard Gubernur DKI.

Dikatakannya, QLUE saat ini sudah mencapai 25 ribu download di Google Play Store. Sementara untuk CROP, sudah ada 187 Lurah terintegrasi. Jika ditotal dengan seluruh dinas terkait di jajaran Pemprov diklaimnya sudah 523 yang men-download dan memakainya.

Pemprov DKI saat ini terus berupaya mensosialisasikan penggunaan kedua aplikasi ini, terutama untuk CROP di jajaran para pegawai Pemprov. Gubernur Ahok sendiri meminta agar semua bawahannya tidak gaptek dan benar-benar memanfaatkan teknologi.

"Ini jadi salah satu tolok ukur karena pak Gubernur pakai juga. Pak Gubernur juga paham betul mana anak buahnya yang pakai aplikasi ini dan yang tidak. Di lapangan mungkin merespons, tapi tidak pakai aplikasi ini, Pak Gubernur melihat data, apakah Lurahnya tidak mau belajar menggunakan atau apa," papar Alberto.

Dia juga mengatakan Pemprov DKI sangat mendukung aplikasi buatan developer lokal. Hackaton Android One bekerjasama dengan Google beberapa waktu lalu, memunculkan dua aplikasi yang potensial digunakan untuk smart city.

"Kemarin yang juara itu bikin aplikasi tracking busway dan vaccine time untuk jadwal anak-anak vaksin. Tracking busway sudah dilirik oleh pihak Transjakarta, demikian juga vaccine time, Dinkes tertarik. Kami akan bantu apa yang diperlukan, antara lain support data untuk aplikasi mereka," sebutnya.

(rns/ash)





Hide Ads