Aksi Arief N. Iffandy menantang bahaya dengan mengabadikan foto di gedung-gedung tinggi di kota Jakarta memang bukan yang pertama. Arief sendiri mengakui bahwa dia turut terinspirasi oleh beberapa pelaku lain di mancanegara.
"Pada awalnya saya memang gemar dengan foto pemandangan kota dari ketinggian. Kemudian saya melihat orang-orang dari berbagai kota besar dunia melakukan fotografi paling keren dari puncak gedung atau lebih dikenal dengan rooftopping," ujar Arief dalam perbincangan.
Ya, beberapa orang di mancanegara sudah lebih dulu melakukan aksi seperti Arief. Mereka sudah pasti tidak takut dengan ketinggian. Bahkan apa yang mereka lakukan terlihat lebih gila. Seperti bergelantungan di atas gedung yang begitu tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Aku mulai melakukan hal ini karena suka dengan pemandangannya. Aku suka menjepret foto kota ini dan kadang aku melakukannya bersama teman," kata Kirill yang memulai aksinya sejak tahun 2008.
Ia sama sekali tidak memakai pengaman apapun. Jika terpeleset sedikit saja, nyawanya bisa melayang. "Soalnya dengan memakai perangkat seperti itu, tidak ada yang menganggap Anda membahayakan keselamatan," ucapnya. Atau dengan kata lain, tidak ada menariknya.
"Apa yang ada di pikiranku ketika melakukannya? Sebenarnya tidak ada yang istimewa. Aku hanya mencoba berpegangan erat dan bertahan tetap hidup," papar Kirill.
Di belahan bumi lain, ada pula trio Daniel Lau, Dex Ng dan Lawrence Tsui. Ketiganya bermukim di Hong Kong. Mereka ini sangat berani karena sepertinya santai saja mengambil foto di gedung-gedung tinggi Hong Kong.
"Jika aku ragu, aku akan berhenti. Jadi main aman saja. Ketahuilah batasanmu," kata Lau. "Kami ingin mengalahkan diri sendiri dan menantang batas tapi tentu saja, jika kami merasa ini bukan hari kami, kami tidak akan melakukannya,"
"Sekali sampai di puncak, Anda bisa melihat semuanya. Itu adalah pengalaman yang menyegarkan. Setiap hari hanya rutinitas, kami ingin lari dari itu. Ketika Anda di puncak, suasana sangat tenang dan damai dibandingkan di jalanan," tambah Lau.
"Kami ingin mengkombinasikan aksi ekstrim itu menjadi foto yang indah," pungkasnya.
Bagaimana dengan Arief? Ia mengaku memang hobi foto di ketinggian. Sudah menjadi semacam passion bagi dirinya.
"Alasan passion. Pertanyaan yang serupa bagi para petualang seperti pendaki gunung ataupun diver, ada kesenangan tersendiri dikala kita mencoba melakukan hal-hal yang tidak bisa dirasakan dalam aktifitas sehari-hari," katanya kepada detikINET.
Tak semua orang mendukung, apalagi orang dekatnya. "Pada awalnya hampir semua orang di sekitar saya menentang keras, walau ada sebagian kecil juga yang mendukung, namun belakangan mereka yang menentang itu sepertinya sudah agak males untuk melarang alias sudah tidak peduli lagi," sebut Arief.
Ke depannya, Arief masih ingin melakukan aksi-aksinya, berfoto di ketinggian. Ia menjelaskan bahwa para rooftoper seperti dirinya, Kirill atau Lau bertindak sendiri-sendiri.
"Sejauh ini saya belum pernah menemukan komunitas, dan sepertinya itu memang tidak ada - dan tidak perlu ada, karena dari yang saya perhatikan para rooftopper di dunia melakukan ini secara sendiri-sendiri, atau dengan beberapa rekan terpercayanya saja, bukan komunitas," pungkasnya.