Seperti detikINET kutip Xinhua, Rabu (14/1/2015), Wakil Direktur National Anti-Pornografi dan Anti-Publikasi Ilegal Office Tiongkok, Zhou Huilin mengaku sangat agresif melakukan pembersihan konten berbau pornografi di tahun 2014 kemarin.
Menurutnya, Tiongkok telah menindak konten porno di dunia maya selama satu dekade dan telah meningkatkan pengawasan portal dalam beberapa bulan terakhir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih dari 10.000 website atau halaman yang berisi apa yang digambarkan sebagai informasi ilegal atau berbahaya juga ditutup oleh pihak berwenang.
Pemerintah Tiongkok juga menyita lebih dari 16 juta publikasi ilegal, termasuk 12 juta bajakan, dan menangani 212 kasus yang melibatkan jurnalis atau organisasi media palsu.
China sejauh ini memiliki 632 juta pengguna internet. Pemerintahnya melakukan kontrol ketat atas aktivitas online, memblokir situs-situs yang dianggap sensitif secara politis dalam sistem dijuluki 'Great Firewall of China'.
Sementara itu, Indonesia yang pada era Menkominfo dipegang Tifatul Sembiring juga getol memberangus konten porno, ternyata justru menjadi pemasok trafik terbesar ke portal berbau syahwat.
Mengutip laporan tahunan sebuah situs porno terbesar di Amerika Serikat, Indonesia menduduki peringkat kedua dunia untuk urusan trafik konten porno melalui perangkat mobile.
Trafik mobile dari smartphone maupun tablet yang datang dari alamat internet Indonesia mengalami pertumbuhan 457% sepanjang 2014 lalu. Lonjakan trafik ini cuma kalah dari Turki yang mencatatkan lonjakan 653%.
Dominasi kunjungan berasal dari pengguna perangkat Android sebesar 49%. Sementara pengguna iOS mencapai 40,2%, Windows 2,6% dan BlackBerry 1,4%. Sebanyak 45% pengunjung menggunakan smartphone dan 11% menggunakan tablet. Sedangkan sisanya 44% datang menggunakan komputer desktop.
(rou/rou)