Musibah hilang kontak pesawat AirAsia QZ8501 dari Surabaya menuju Singapura membuat aplikasi pemantau pesawat kembali digunakan. Aplikasi seperti Flightradar24, mendorong orang awam pun turut mencari pesawat yang hilang.
Sebetulnya, aplikasi Flightradar24 merupakan layanan untuk mencari informasi data pesawat secara real time, seperti lokasi pesawat, nomor lambung, ketinggian dan jejak perjalanan.
Bisa diakses secara umum dan bebas, bagaimana sebetulnya kerja aplikasi Flightradar24 ini?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sumber FAA, ini merupakan data yang berasal dari Badan Administrasi Penerbangan Amerika Serikat. Sehingga, ruang cakup pesawat di wilayah udara AS, bisa didapatkan melalui data yang diambil dari FAA.
Lalu, data pesawat di luar AS tentu saja tak bisa diambil dari FAA ini. Untuk itulah Flightradar mengumpulkannya dari MLAT. Data ini sebetulnya dibuat sebelumnya untuk militer.
MLAT ini menaruh semacam stasiun pemancar di darat, yang ditempatkan di lokasi startegis di sekitar bandara, terminal lokal, dan daerah yang lebih luas yang mencakup wilayah udara lebih besar.
Stasiun ini akan menerima sinyal yang ditempelkan di pesawat untuk mengetahui kondisi terbaru dari perjalanan penerbangan tersebut.
99% wilayah di Eropa sudah tercover oleh teknologi ini. Karena sudah banyak stasiun pemancar MLAT yang dipasangkan di darat.
Nah, sumber yang paling besar digunakan oleh Flightradar24 adalah ADS-B. Teknologi ini sebetulnya tergolong baru, karena mampu mengirimkan sinyal ke darat berbasis GPS.
Dibandingkan dengan penggunaan radar, pemanfaatan ADS-B, mampu mengirimkan posisi pesawat secara otomatis dengan GPS, lalu kemudian mengirimkanya ke otoritas di darat.
Teknologi sudah banyak diterapkan di pesawat khususnya yang terbaru. Apalagi ADS-B, dapat dimanfaatkan dengan mudah dan mempunyai harga relatif murah.
Dari data dari tiga sumber yang berbeda inilah yang diramu oleh Flighradar24 sedemikian rupa, sehingga dapat dibaca dan dipahami oleh penggunannya secara mudah.
(tyo/tyo)