Di awal Agustus 2014 lalu, Mahathir pernah menuangkan kegalauannya dalam sebuah postingan blog. Dia menyerukan sensor internet akan melestarikan moralitas publik.
Kendati sudah pensiun sebagai perdana menteri di tahun 2003 silam setelah menjabat sejak 1981, Mahathir merupakan salah satu tokoh paling berpengaruh dalam peta politik Malaysia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tidak peduli bagaimana 'sucinya' kebebasan, tapi saya pikir waktunya telah tiba bagi pemerintah, setidaknya pemerintah Malaysia untuk menyensor internet," tambahnya.
Memang, di era 1990-an atau saat dirinya berkuasa, Mahathir pernah berjanji bahwa pemerintah Malaysia tidak akan menyensor internet. Ini sebagai upaya untuk menarik investasi asing berteknologi tinggi.
"Tapi saya tidak tahu kekuatan internet, saya berjanji bahwa (saat itu) saya tidak akan menyensor itu. Tapi hari ini saya telah berubah pikiran," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Malaysia bersiap menyensor ketat konten yang mengandung unsur negatif di internet, termasuk YouTube.
Rencana ini digulirkan Menteri Dalam Negeri Datuk Seri Ahmad Zahid Hamidi. Dia mengatakan akan bekerjasama dengan Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia (MCMC) untuk membangun sebuah firewall di negaranya.
Dia mengatakan, firewall ini akan memblokir situs internet yang menampilkan film atau konten yang tidak sesuai dengan kultur budaya Malaysia dan berpotensi memicu sensitivitas lokal.
(tyo/ash)