Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Media Sosial, Peluang Sekaligus Tantangan

Media Sosial, Peluang Sekaligus Tantangan


- detikInet

PR Corner di London School Public Relations (alif/detikINET)
Jakarta - Sudah bukan rahasia umum jika Indonesia menjadi salah satu negara dengan pengguna media sosial terbanyak. Bagi para praktisi komunikasi seperti humas, sosial media bisa menjadi peluang sekaligus tantangan.

Dalam acara off-air PR Corner di kampus London School of Public Relations (LSPR), sosial media bisa menjadi alat komunikasi untuk menyebarkan informasi. Jelas, ini menjadi peluang baru bagi para praktisi humas.

"Sebagai praktisi humas saya menyadari bahwa media sosial ini merupakan alternatif media lain. Kegiatan kehumasan pun bisa dilakukan dengan menggunakan media sosial," ujar Prita Kemal Gani, Founder & Director LSPR Jakarta, Senin (10/11/2014).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal senada juga diungkapkan oleh Nukman Luthfie, Social Media Expert, saat ini humas memasuki era di mana media sosial mempunyai peranan penting dalam membangun opini publik.

"Ini menjadi tantangan bagi para humas. Oleh karenanya humas pun harus bisa peka terhadap perubahan ini," ujar Nukman.

Word of Mouth

Dalam acara ini juga diungkap sebuah survei yang mengatakan bahwa informasi yang dipublikasikan di media sosial bisa lebih berharga dibanding penyampaian informasi dalam bentuk iklan.

"Saya lebih percaya omongan teman saya di media sosial daripada iklan di televisi," ucap Rene Suhardjono, Author & Public Speaker yang juga menjadi narasumber di acara PR Corner kali ini.

Menurut Rene, pengaruh media sosial sama hebatnya ketika TV pertama kali muncul. Tak pelak, media sosial kini tak ubahnya alat untuk mempromosikan berbagai macam produk.

"Hal ini terjadi tak lain karena bagaimana kita sebagai manusia ingin lebih mumpuni ketika berinteraksi dengan satu sama lain," ucap Rene.

Menyambut ucapan Rene, Nukman pun mengatakan bahwa di era media sosial ini sudah terbukti bahwa omongan orang lain yang mungkin ia tidak kenal di media sosial itu kadarnya lebih besar dibanding iklan.

"Justru di sinilah peran para Humas untuk membangun komunikasi yang sudah bukan dua arah lagi, tapi multi arah yang menimbulkan proses engagement," kata Nukman.

Maka dari itu, tugas humas menurut Nukman saat ini adalah membangun persepsi dengan cara membangun percakapan di media sosial yang sifatnya multi arah.

"Contoh, misalnya buzzer di Twitter. Di antara ribuan atau bahkan jutaan follower pasti ada satu orang yang membeli produk yang dipromosikan melalui Twitter. Artinya, buzzer ini merupakan kanal informasi yang baru. Ini yang harus dipahami oleh para humas di Indonesia," pungkas Nukman.

(rou/rou)







Hide Ads