Sejak dulu perangkat game besutan Sony itu masuk ke dalam kategori barang mewah, sehingga tidak semua kalangan masyarakat Indonesia bisa membelinya. Berbanding terbalik dengan Sega atau NES yang harga satu unitnya lebih murah, namun dengan harga kaset yang mahal.
Pun begitu, kalangan masyarakat menengah ke bawah itu dapat menikmati bermain PS melalui jasa penyewaan PlayStation atau yang dikenal dengan rental PS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tempat itulah, masyarakat bisa memainkan game-game yang luar biasa canggih pada zamannya itu hanya dengan membayar Rp 1.500 hingga Rp 2.500 per jam.
Fenomena penyewaan game pada masa itu sebenarnya bukanlah hal baru, sebelumnya pun ada juga penyewaan gamewatch dan gameboy. Dengan bermodalkan beberapa gameboy dan sebuah aki, abang-abang penjajanya mangkal di sekolah-sekolah.
Tak hanya menguntungkan bagi penggila game, jasa penyewaan game seperti itu nyatanya membuka lapangan kerja baru di Indonesia. Seperti yang dialami oleh Agus, pemilik rental PS Simba. Rental PS yang terletak di kawasan Depok ini berdiri sejak tahun 2003.
Awal merintis Agus hanya memiliki tiga unit PS One dan dua unit PS 2. Lambat laun rental yang dimiliki Agus pun berkembang hingga menambah puluhan unit PS 2. "Waktu itu PS lagi booming-boomingnya di Indonesia. Dan di sekitar sini kebetulan juga belum ada rental PS," papar Agus kepada detikINET.
Omsetnya pun lumayan tinggi. Agus mengaku dalam sehari ia bisa menghasilkan uang sekitar Rp 300.000. Letaknya yang strategis dengan sekolahan juga menjadi salah satu faktor rental PS milik Agus ramai dikunjungi.
Akan tetapi, seiring perkembangan teknologi hiburan yang semakin maju, pergeseran bisnis rental PS pun terjadi. Di tahun 2006 muncul mesin penerus PS 2, yakni PS 3. Tak hanya menjanjikan teknologi yang lebih canggih, perangkat ini pun dibanderol dengan harga yang tak murah.
"Dari harganya aja PS 3 udah mahal banget. Dibanding dengan PS 2, harga baru satu unit PS 3 sekitar Rp 4 jutaan, belum beli TV LCD-nya. Total bisa Rp 7 juta untuk satu set PS 3 plus LCD," kata Agus.
PS 3 pun menjadi barang yang mewah. Sekalipun ada rental yang menyewakan PS 3, gamer harus merogoh kocek Rp 5.000 hingga Rp 10.000 per jamnya. Itulah yang membuat Agus berat untuk membeli PS 3. Walau begitu bisnis rental PS 2-nya pun tetap dijalankan dan omset tak sebanyak dulu.
Belum lagi di tahun yang sama mulai marak bermunculan game online dan warnet. Hingga akhirnya di tahun 2010 Agus resmi mengganti rental PS-nya dengan warung game online.
(ash/ash)