Kontes robot bertema Seach and Rescue ini terbagi dalam tiga kategori yakni mahasiswa, pelajar SMA/sederajat dan umum. Dua jenis robot terbang yang dikonteskan yakni fixed wings dan rotary wings.
"26 Tim Kategori Perguruan Tinggi, 3 Tim Kategori SMA/SMK, 7 Tim Kategori Umum. Hari ini merupakan presentasi peserta dan running tes robot terbang yang juga masuk dalam penilaian," kata Ketua Panitia KTRI 2014 dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), Indra Adji Sulistijono di Hotel Transit, Pasuruan, Jumat (10/10/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
βMulai take off, mencari titik bencana dan menyalurkan bantuan logistik sampai pulang masuk penilaian. Nanti ada manekinnya di titik bencana,β jelasnya.
Peserta kontes robot berasal dari berbagai universitas se-Indonesia dan peserta umum yang datang dari berbagai daerah. Setiap tim rata-rata menghabiskan dana Rp 3 juta sampai Rp 12 juta untuk konstruksi robot.
Robot yang diberi nama Valkyrie tersebut masuk dalam best design dan best structure dalam KRTI 2013 di ITB. Meski semua anggota tim mahasiswa ITB, mereka ikut dalam kategori umum.
βIni habis Rp 3 juta non remote,β kata Beryl Wicaksono (21), ketua Tim Valkyrie ITB menunjukkan robot fixedwings yang akan dikonteskan.
Sementara Ahmad Arif Sakti (20), ketua Tim Garuda ITS 8 mengatakan timnya menghabiskan Rp 4.3 juta untuk membiayai robot rorarywings yang akan diikutkan kontes. βKami ikut kategori mahasiswa,β kata mahasiswa semester 5 ITS ini.
Sedangkan M Rozaq (20) ketua Tim Evro 01 PENS mengaku menghabiskan Rp 12 juta untuk membangun robot fixedwings yang akan dikonteskan. Dana tersebut dari patungan 8 orang anggotanya.
Tahun ini merupakan tahun kedua dilaksanakan KRTI setelah tahun lalu dilaksanakan pertama kali di ITB pada tanggal 8-10 Nopember 2013. KRTI telah dirintis sejak tahun 2008 oleh Program Studi Aeronotika dan Astronotika, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB dengan nama Indonesian Indoor Aerial Robot Contest (IIARC).
Hingga tahun 2011, pelaksanaan kontes masih dibatasi pada robot terbang dalam ruangan (indoor) dengan berat wahana tidak lebih dari 150 gram, namun pada tahun 2012, kontes sudah dilakukan di luar ruangan (outdoor) dengan sistem kendali otomatis.
Berbeda dengan kontes robot umumnya, pelaksanaan kontes robot terbang memiliki kekhususan dalam hal keperluan akan ruang udara.
Sejak pelaksanaan kontes ini diangkat pengelolaannya ke tingkat nasional, kegiatan tersebut pelaksanaannya dikoordinasikan oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional, bekerjasama dengan Institusi yang ditunjuk untuk pelaksanaan kontes.
Khusus untuk Kontes Nasional KRTI 2014, pelaksanaannya bekerja sama dengan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS).
(rou/rou)