Banyak nama memang telah berseliweran untuk masuk dalam bursa calon menkominfo. Mulai dari orang partai sampai mereka yang bergelut di dunia profesional.
Dari daftar partai muncul nama Ferry Mursyidan Baldan yang merupakan salah satu anggota tim sukses Jokowi dan JK yang berasal dari Partai Nasdem.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada pula Akbar Faisal. Ia salah satu pendiri dan generasi pertama Partai Demokrat. Bahkan Akbar adalah pendiri dan ketua umum Pemuda Partai Demokrat pada tahun 2003 sampai 2007. Kemudian dia pindah ke Hanura, sampai kemudian bergabung dengan Partai Nasdem.
Dari kalangan di luar parpol pun tak kalah banyak nama yang muncul. Ada Bachtiar Aly yang merupakan salah satu pakar komunikasi politik Indonesia. Dirinya mulai dikenal publik saat menjabat Duta Besar Indonesia untuk Mesir pada tahun 2002 hingga 2005.
Muncul juga nama mantan Direktur Telkom dan Chairman Masyarakat Telematika (Mastel) Setyanto P. Santosa.
Selain itu Gatot S. Dewa Broto yang kini menjabat sebagai Deputi Deputi Bidang Harmonisasi dan Kemitraan Kementerian Pemuda dan Olah Raga (Kemenpora) juga ikut meramaikan bursa calon menkominfo. Gatot sebelumnya adalah ujung tombak Kominfo saat menduduki kursi Kepala Humas dan Pusat Informasi.
Satu nama yang mungkin paling banyak dijagokan adalah Onno W Purbo. Namun alumni ITB yang kini aktif sebagai aktivis open source ini sudah menyatakan tidak tertarik. Onno pun kemudian masuk dalam tim seleksi menteri besutan Detikcom.
Menurut Onno, sosok menteri idamannya sebenarnya sederhana, yang penting mau kerja bukan cuma ngomong doang. Konsekuensi mau kerja adalah sosok tersebut harus tahu segala permasalahan di kementerian yang bakal dipimpinnya.
"Dia juga harus berani bongkar birokrat yang ngaco-ngaco," tegas praktisi TI yang kini juga sibuk menjadi dosen ini
Memang, nama-nama di atas masih sebatas usulan. Anda pun bisa bersuara dan memberikan aspirasi terkait menkominfo idaman dan dirasa paling pas untuk memajukan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) Indonesia lewat program Seleksi Menteri.
Program Seleksi Menteri diluncurkan sebagai respons atas terpilihnya Presiden dan Wakil Presiden Indonesia 2014-2019. Melalui program ini kami mencoba menyeleksi figur-figur yang layak duduk di kabinet, dan memberikan usulan lembaga-lembaga kementerian yang perlu ada.
Proses Seleksi Menteri dilakukan secara objektif dengan melibatkan 3 unsur: tim pakar, redaksi dan masyarakat. Tim pakar terdiri dari mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Chandra Martha Hamzah (Ketua), pakar hukum tata negara Refly Harun, ekonom Fauzi Ichsan, ahli teknologi informasi Onno W Purbo, dan pakar komunikasi Aqua Dwipayana.
Anda punya nama-nama lain yang layak jadi menteri? Silakan kirim ke Seleksi Menteri.
(ash/ash)