Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Wanita Indonesia Makin Tak Bisa Lepas dari Ponsel

Wanita Indonesia Makin Tak Bisa Lepas dari Ponsel


- detikInet

ilustrasi (Telkom)
Jakarta - Hampir seluruh wanita di Indonesia (97%) menggunakan ponselnya untuk bekerja dan menganggap pentingnya ponsel terhadap kehidupan pekerjaan mereka (91%).

Demikian hasi survei dari Qualcomm Wireless Reac dan Vital Wave bekerja sama dengan GSMA mWomen yang dituangkan dalam laporan Tranformasi Kehidupan Perempuan melalui Penggunaan Mobile Broadband menunjukkan kaum hawa memiliki hasrat yang tinggi terhadap smartphone.

Dalam surveinya terhadap seribu wanita yang bekerja di berbagai negara ekonomi berkembang, Indonesia termasuk salah satunya, menunjukkan kaum hawa sangat bergantung pada feature phones atau smartphones untuk keperluan pekerjaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari seluruh kebutuhan pekerjaan yang dapat dijawab dengan mobile broadband, wanita Indonesia secara konsisten memprioritaskan keterhubungan dengan keluarga, kerabat, dan rekan kerja.

Setengah dari pengguna smartphone di Indonesia juga menggunakan broadband untuk aplikasi pesan teks dan jejaring sosial. Angka ini sama dengan data yang ditunjukkan pada tataran global, 85% dari perempuan Indonesia mengatakan bahwa mereka tidak tertarik untuk menggunakan kembali telepon tanpa mobile broadband.

Senada dengan hasil temuan di negara-negara lain, perempuan Indonesia menunjukkan keinginan yang besar untuk memiliki smartphone. Di antara responden yang menggunakan feature phone, dua pertiga di antaranya mengungkapkan keinginan mereka untuk memiliki smartphone dengan mobile broadband.

Namun demikian, seperti detikINET kutip dari keterangan tertulis Qualcomm, Senin (9/6/2014), hanya 33% yang memiliki rencana pasti untuk membeli smartphone dalam dua tahun kedepan.

Di antara pengguna feature phone yang tidak memiliki rencana untuk membeli smartphone, implikasi arus kas dari pembelian ponsel merupakan pertimbangan utama yang disampaikan oleh perempuan Indonesia (77%).

Namun 85% di antaranya menyatakan ketertarikan mereka untuk berpindah menggunakan smartphone. Pertimbangan ini juga dipengaruhi pandangan akan harga ponsel yang terus menurun di pasar.

Sementara itu, pilihan pembiayaan dalam kemitraan dengan organisasi non-pemerintah memungkinkan konsumen untuk bisa lebih cepat mengganti ke smartphones melalui sedikit penambahan arus kas (cash outlays) yang lebih kecil, disesuakan dengan arus pendapatan di negara-negara berkembang.

Lebih lanjut dalam studi ini ditemukan 23% dari perempuan Indonesia pemilik smartphone juga memiliki tablet. Inimerupakan angka tertinggi dibandingkan negara lain. Dari para perempuan pemilik tablet ini, 61% menggunakan tablet baik di rumah maupun di tempat bekerja.

Dalam laporan ini direkomendasikan negara berkembanguntuk memperluas akses internet karena bisa meningkatkan produktivitas 25%, menghasilkan PDB USD 2,2 triliun, menciptakan lebih 140 juta lapangan kerja baru, dan membawa 160 juta orang lepas dari kemiskinan.

(rou/rou)





Hide Ads