Sosok yang dimaksud adalah Presiden Amerika Serikat Barack Obama. Tak cuma Zuckerberg, Obama juga memanggil bos perusahaan teknologi lainnya.
Mereka adalah Executive Chariman Google Eric Schmidt, CEO Netflix Reed Hastings, CEO Dropbox Drew Houston, Alex Karp dari Palantir Technologies dan Aaron Levie selaku petinggi Box.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikumpulkannya orang-orang penting di jagat teknologi ini tentu tak sekadar pertemuan biasa sembari ngopi-ngopi. Melainkan ada isu panas yang ingin dibicarakan, yakni soal isu penyadapan yang dilakukan NSA (National Security Agency).
Belakangan, badan keamanan Amerika Serikat itu memang sedang disorot. Terlebih kicauan Edward Snowden menyebut bahwa NSA blusukan ke berbagai layanan internet dan operator telekomunikasi untuk berburu informasi.
Hal ini rupanya memaksa Gedung Putih untuk mengambil langkah taktis dengan mengumpulkan para petinggi perusahaan teknologi untuk melakukan klarifikasi.
Dalam pertemuan itu memang tidak dijelaskan apakah NSA benar-benar melakukan penyadapan terhadap sejumlah layanan internet dan operator telekomunikasi.
Namun seperti dijelaskan Facebook, pada pertemuan itu Obama berjanji bakal mengubah praktek pengawasannya menjadi lebih baik lagi.
"Pemerintah AS (mengaku) telah mengambil langkah-langkah untuk mereformasi praktek pengawasannya," kata Facebook dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan setelah pertemuan yang berlangsung di Washington, AS tersebut.
"Orang-orang di seluruh dunia berhak untuk mengetahui bahwa informasi mereka aman dan Facebook akan terus mendesak pemerintah AS untuk lebih transparan tentang praktek pengawasan ini dan lebih protektif terhadap kebebasan sipil," lanjut pernyataan resmi Facebook tersebut.
Seperti dilansir Daily Finance, Zuckerberg dikabarkan sampai frustasi dengan kabar adanya penyadapan NSA di layanan jejaring sosialnya.
Konon, hal ini sampai membuat sang miliuner muda itu mengontak langsung Obama untuk menyampaikan rasa frustasinya.
"Pemerintah AS harusnya dapat menjadi 'juara' untuk internet, bukan malah menjadi ancaman," tulis Zuckerberg di wall Facebooknya pada 13 Maret silam.
"Mereka (pemerintah AS-red.) harus lebih transparan tentang apa yang mereka tengah kerjakan, jika tidak orang-orang malah akan mempercayai hal yang terburuk," pungkasnya.
(ash/tyo)