Ya seperti diketahui, sejumlah negara di Timur Tengah belakangan banyak yang bergejolak. Misalnya Suriah dan Mesir, tampuk kekuasaan digulingkan oleh kekuatan rakyat kedua negara yang sudah tak tahan.
Nah, menariknya situs jejaring sosial macam Twitter dianggap memiliki peran penting dalam proses tersebut. Mulai dari menyebar kabar perjuangan hingga menggerakkan massa kerap kali digaungkan dari situs 140 karakter itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebab banyak yang mengkhawatirkan jika kicauan Twitter di Negeri Arab nantinya akan sedikit sumbang. Terlebih jika yang dibicarakan adalah hal sensitif seperti masalah kerajaan, kicauan si burung biru bisa saja dibungkam.
Pun demikian, sang pangeran dalam pernyataannya sudah menyatakan jika terjunnya ia dalam bisnis jejaring sosial lebih kepada urusan bisnis semata.
"Investasi kami di Twitter menegaskan kemampuan kami mengidentifikasi kesempatan yang cocok untuk berinvestasi di bisnis yang menjanjikan serta memiliki pertumbuhan tinggi dengan pengaruh global," tukas Alwaleed dalam pernyataannya.
Pernyataan ini juga turut ditegaskan oleh sang istri -- Putri Ameerah al-Taweel. Lewat akun Twitter pribadinya, Ameerah mengungkap bahwa investasi tersebut bukan soal politis. Demikian dilaporkan Forbes yang dikutip detikINET, Selasa (20/12/2011).
Alwaleed sendiri adalah seorang miliuner yang juga merupakan keponakan Raja Arab Saudi Abdullah bin Abdul Aziz. Menurut majalah Forbes, kekayaannya mencapai puluhan miliar dolar. Ia memang cukup berminat bisnis dalam media, dan sebelumnya sudah punya 7% saham di perusahaan media News Corp.
Saham Twitter dibeli Alwaleed bersama firma investasi miliknya, Kingdom Holding Co. Dengan nilai valuasi Twitter sebesar USD 8 miliar, pembelian saham senilai USD 300 juta membuat Alwaleed memiliki persentase saham 3,75% di Twitter.
(ash/fyk)