Dikatakan Taufik Heriawan, Kordinator Wilayah Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Daerah Istimewa Yogyakarta, gambaran di atas terjadi di industri warnet Yogyakarta.
"Ya, di lapangan memang terjadi seperti itu, khusus di Yogyakarta ada beberapa warnet yang lebih memilih ISP ilegal untuk menghindari filtering dan memang biayanya lebih murah," tukas Taufik kepada detikINET, Senin (26/9/2011).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tentu saja, keberadaan warnet nakal dan ISP 'spanyol' ini dirasa mengganggu pelaku bisnis lainnya. Pasalnya, APJII Korwil DIY sendiri saat ini telah menetapkan program penataan persaingan ISP yang legal.
Selain itu, sebagai bentuk tanggung jawab moral, mereka juga ingin melindungi anak-anak dari konten negatif. Untuk itulah diterapkan filtering yang menggunakan sistem Merapi.
"Namun jika warnet menggunakan ISP ilegal, mereka tidak membayar kewajiban seperti USO, BHP dan pajak lainnya. Jadi tentu saja bisa menawarkan biaya yang lebih murah," sesal Taufik.
"Filtering pornografi pun tak dijalankan. Sehingga filtering untuk melindungi anak-anak yang sudah dijalankan selama ini menjadi tidak efektif," pungkasnya.
(ash/fyk)