Prediksi kenaikan harga smartphone global pada 2026 kian menguat seiring krisis pasokan memori, khususnya RAM, yang dipicu lonjakan permintaan industri kecerdasan buatan (AI). Kondisi ini berpotensi membuat harga ponsel naik hingga Rp 1 juta lebih, terutama di segmen menengah ke bawah.
Sejumlah laporan lembaga riset internasional seperti International Data Corporation (IDC) dan Counterpoint Research menyebutkan, krisis memori global bisa mendorong kenaikan harga smartphone hingga 70 dolar AS atau sekitar Rp 1,1 juta mulai kuartal pertama 2026. Kenaikan tersebut dipicu lonjakan harga DRAM yang diprediksi naik 70-80 %, bahkan bisa menembus 170 % pada kondisi tertentu.
Situasi ini terjadi karena produsen memori besar seperti Samsung, SK Hynix, dan Micron mengalihkan kapasitas produksi mereka ke segmen data center AI yang menawarkan margin jauh lebih tinggi. Permintaan besar dari raksasa teknologi seperti Google, Meta, hingga Nvidia untuk GPU dan High Bandwidth Memory (HBM) membuat pasokan memori untuk perangkat konsumen semakin terbatas.
Jurus Samsung Indonesia
Menanggapi kondisi tersebut, Samsung Electronics Indonesia mengakui bahwa isu kenaikan harga komponen menjadi perhatian serius menjelang 2026. Hal ini disampaikan Ilham Indrawan, MX Product Marketing Samsung Electronics Indonesia,
"Kita juga masih melihat dari tahun depan akan seperti apa, khususnya tentang harga peripheral, memory, chipset, RAM, ROM. Yang pasti, kita akan fokus memberikan value terbaik buat konsumen," ujar Ilham di Jakarta.
Ia menegaskan, Samsung memahami tekanan biaya produksi akibat naiknya harga komponen, namun perusahaan tidak akan gegabah dalam mengambil keputusan terkait penyesuaian harga di pasar.
Ilham menyebut, Samsung masih menggodok berbagai skenario strategi menghadapi 2026. Namun satu hal yang menjadi komitmen utama adalah menjaga value produk di seluruh lini, mulai dari entry-level hingga flagship.
"Apakah tahun depan ada strategi khusus untuk menaikkan harga atau berbeda? Kita masih godok semua. Tapi komitmen kita adalah memberikan yang terbaik dari A-series seperti A07 hingga Z Fold7 dan S25-series," tegasnya.
Alih-alih langsung menaikkan harga, Samsung berupaya menyerap sebagian kenaikan biaya melalui efisiensi internal, optimalisasi rantai pasok, dan inovasi desain produk. Strategi ini diambil agar konsumen tetap mendapatkan pengalaman terbaik tanpa harus terbebani lonjakan harga signifikan.
Pengiriman Turun, Harga Rata-rata Naik
Tekanan di sisi pasokan diprediksi berdampak luas pada industri smartphone global. IDC memperkirakan pengiriman smartphone dunia bakal turun 2,1 % pada 2026, sementara Average Selling Price (ASP) justru naik sekitar 6,9 % secara tahunan.
Biaya material atau Bill of Materials (BOM) pada ponsel kelas menengah hingga premium disebut bisa naik hingga 15 %. Kondisi ini mendorong produsen melakukan berbagai penyesuaian, mulai dari memangkas kapasitas RAM di model entry-level-yang berpotensi kembali ke 4-6 GB-hingga menaikkan harga flagship.
Beberapa analis memprediksi flagship generasi berikutnya, termasuk seri Galaxy S terbaru, akan ikut terdampak. Menanggapi kabar kenaikan ini, Ilham lagi-lagi mengatakan pihaknya tengah melihat perkembangan kondisi dan tetap berfokus pada nilai yang diberikan pada konsumen.
"Yang pasti adalah kami akan fokus terhadap memberikan value terbaik buat konsumen. Dan apakah tahun depan ada strategi khusus untuk apakah menaikkan harga ataupun misalnya ada strategi yang berbeda, kami masih godok semua," tandas Ilham.
Simak Video "Video: Beredar Nama dan Harga HP Lipat Tiga Samsung!"
(afr/afr)