Menjajal Jet Lag Adviser, Fitur Garmin Buat yang Suka Marathon di Luar Negeri
Hide Ads

Laporan dari Kansas

Menjajal Jet Lag Adviser, Fitur Garmin Buat yang Suka Marathon di Luar Negeri

AN Uyung Pramudiarja - detikInet
Kamis, 16 Mei 2024 17:00 WIB
Jet Lag Adviser Garmin
Foto: A.N Uyung Pramudiarja
Kansas City -

Buat yang sering ikut marathon di luar negeri, jetlag akibat perbedaan zona waktu merupakan problem tersendiri yang dapat mengganggu performa fisik jika tidak diantisipasi. Ada fitur di perangkat wearable yang bisa dimanfaatkan, yakni jet lag adviser.

Fitur jet lag adviser merupakan salah satu dari berbagai pengembangan dari perangkat wearable Garmin, lini produk yang difokuskan untuk pasar kebugaran. Baru-baru ini, detikcom menjajalnya dengan jam tangan pintar Fenix 7 Pro Sapphire Solar Edition, untuk mempersiapkan perjalanan menuju Kansas City, Missouri, AS yang memiliki perbedaan zona waktu yang signifikan yakni 12 jam.

Cara kerjanya adalah dengan memasukkan data perjalanan beberapa hari sebelum keberangkatan. Detail yang dimasukkan mencakup kota asal dan kota tujuan, tanggal dan jam keberangkatan maupun kedatangan. Data perjalanan pulang juga ke tempat asal, atau tujuan lain jika akan bepergian ke beberapa tempat, juga bisa sekalian disertakan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mendekati waktu keberangkatan, fitur ini akan membuat kalkulasi seberapa parah jet lag yang akan dialami berdasarkan sejumlah faktor termasuk rentang perbedaan zona waktu dan level kebugaran fisik pengguna pada saat itu. Dua hari menjelang keberangkatan, detikcom mendapatkan prediksi bakal mengalami 'severe jet lag'.

Selain membuat prediksi, fitur ini juga memberikan notifikasi berisikan penyesuaian-penyesuaian yang direkomendasikan. Termasuk di antaranya, pengingat untuk menghindari cahaya pada siang hari, dan melakukan aktivitas fisik di siang hari sebagai bagian dari adaptasi untuk menyesuaikan diri dengan zona waktu di tempat tujuan.

ADVERTISEMENT

Notifikasi tersebut juga akan aktif selama perjalanan berlangsung. Jadi jangan kaget jika di tengah asyiknya nonton film di pesawat, sewaktu-waktu notifikasi Garmin akan mengingatkan untuk tidur dan menghindari paparan cahaya.

Apakah fitur ini efektif mengurangi jet lag? Bisa iya, bisa juga tidak. Bagaimanapun, fitur ini hanya berfungsi sebagai pengingat, yang bisa saja diikuti maupun diabaikan.

Sebelum keberangkatan dan selama perjalanan, detikcom mencoba untuk sebisa mungkin mengikuti berbagai rekomendasi yang muncul. Hasilnya, prediksi 'severe jet lag expected' berubah menjadi 'moderate jet lag expected'.

Jet Lag Adviser GarminFoto: A.N Uyung Pramudiarja

Indikator lain yang teramati adalah 'Training Readiness' yang berada di level 'High', mengindikasikan kebugaran fisik dalam kondisi baik, setibanya di Kansas City pada Selasa (14/5/2024) pukul 22.00 waktu setempat. Tidak ada kesulitan berarti ketika detikcom mencoba untuk bangun pukul 04.00 pagi dan melakukan jogging ringan menyusuri beberapa 'trail' atau jalur hijau menyusuri sungai-sungai kecil yang mudah ditemui di kota berjuluk The Heart of America tersebut.

Total jarak tempuh 42,2 km, setara full marathon, terselesaikan tanpa ada masalah berarti di hari pertama kedatangan. Kalaupun catatan waktunya nggak bagus-bagus amat, itu karena sambil menikmati teduhnya pepohonan dan kicauan burung di sepanjang Indian Creek Trail yang cukup menyenangkan.

Keseriusan Garmin di Lini Kebugaran

Di kalangan penggemar olahraga lari, nama Forerunner besutan Garmin sejak 2003 cukup dikenal sebagai pionir perangkat wearable yang memfokuskan diri untuk lari. Kini, teknologi yang menyertai perangkat wearable membuat fungsinya makin beragam, tidak hanya merekam jarak tempuh dan kecepatan berlari.

"Kami juga punya fokus yang signifikan pada health and wellness," kata Cliff Pemble, President and CEO Garmin yang juga penggemar olahraga lari, saat menyampaikan Business Overview di Sheraton Overland Park, Kansas City, Rabu (15/5/2024).

Salah satu pengembangan yang cukup berpengaruh dalam pengembangan teknologi wearable adalah daya tahan baterai yang semakin ditingkatkan, sehingga memungkinkan untuk dipakai '24/7', sepanjang waktu termasuk saat tidur. Teknologi solar charging di beberapa produk juga semakin memperkuat daya tahan baterai. Karenanya, sensor-sensor yang disematkan di perangkat wearable bisa terus menerus merekam berbagai indikator terutama denyut jantung membuat fungsi perangkat ini jadi makin beragam.

"Produk ini bisa memonitor denyut jantung dan bisa menjadikan Heart Rate Variability (HRV) untuk mengukur berbagai hal seperti level stres, dan menggunakan akumulasi stres terus menerus untuk menunjukkan apa yang Anda rasakan saat ini, berapa energy level Anda, dan seberapa mampu untuk melanjutkan berbagai aktivitas," terang Cliff saat memaparkan fokus pengembangan lini produk di kategori Health and Wellness.

Melengkapi lini produk untuk kebugaran, Garmin juga punya timbangan pintar dan pengukur tekanan darah. Sedangkan untuk pegowes, ada Rally 'pedal pintar' yang bisa merekam power dan cadance, serta 'cycling radar' untuk mendeteksi dan mengingatkan jika ada kendaraan yang mendekat. Perangkat yang terakhir disebut, juga dilengkapi kamera.

"Jadi kalau amit-amit ada insiden, semua terdokumentasi. Kadang berguna untuk tahu apa yang terjadi, kenapa rider ketabrak," kata Cliff.




(up/fyk)