Apple biasa menerima iPhone dan perangkat lainnya dalam keadaan bekas untuk ditukar tambah atau didaur ulang, untuk kemudian dijual kembali sebagai produk rekondisi. Tapi program daur ulang ini sempat menimbulkan masalah untuk Apple.
Masalah ini berawal dari kerjasama Apple dengan perusahaan kontrak bernama GEEP. Alih-alih mendaur ulang iPhone bekas yang masih berfungsi untuk dijual lagi, Apple membayar GEEP untuk membuang ratusan ribu perangkat setiap tahunnya.
Dalam dua tahun pertama kontrak tersebut, Apple mengirimkan lebih dari 530.000 iPhone, 25.000 iPad, dan 19.000 Apple Watch kepada GEEP untuk dimusnahkan. Namun audit yang dilakukan Apple menemukan setidaknya 99.975 unit iPhone yang masih berfungsi malah dicuri dan dikirim oleh GEEP ke China untuk dijual di pasar ponsel bekas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada tahun 2020, Apple menggugat GEEP karena dianggap melanggar kontrak, namun gugatan ini belum ada kelanjutannya. Gugatan in akan dibatalkan secara otomatis pada Januari tahun depan kecuali Apple memutuskan untuk melanjutkannya.
GEEP juga menggugat tiga mantan karyawannya yang diyakini bertanggung jawab atas pencurian iPhone tersebut. Gugatan tersebut akan dibatalkan secara otomatis pada Agustus 2024.
Apple diduga tidak melanjutkan gugatan tersebut karena khawatir reputasinya sebagai perusahaan ramah lingkungan ternodai. Pasalnya Apple lebih memilih membuang ratusan ribu iPhone yang masih bisa didaur ulang karena lebih sedikit produk bekas yang beredar berarti akan ada lebih banyak permintaan untuk produk baru.
Gugatan tersebut pertama kali diberitakan pada tahun 2020, dan di tahun yang sama Apple berkomitmen untuk mencapai 100% carbon neutral di seluruh siklus hidup produknya pada tahun 2030, dan menyatakan bahwa penggunaan kembali atau reuse merupakan pilihan pertama mereka.
"Penghancuran ini, kata para kritikus, bertentangan dengan pemasaran ramah lingkungan Apple dan kemungkinan merupakan cara untuk menjaga hardware bekas yang lebih murah agar tidak mengganggu penjualan produk baru," tulis laporan Bloomberg, seperti dikutip dari 9to5Mac, Minggu (21/4/2024).
Apple enggan berkomentar secara spesifik, namun mereka mengatakan program daur ulang perangkat saat ini sudah jauh lebih canggih sejak gugatan kepada GEEP dilayangkan.
"Program daur ulang Apple yang terdepan di industri menawarkan konsumen cara mudah untuk mengembalikan perangkat mereka untuk dianalisa guna diperbarui dan digunakan kembali," kata juru bicara Apple.
Salah satu perubahan yang dimaksud adalah peluncuran robot daur ulang iPhone bernama Daisy, yang menggantikan robot versi pertama Liam. Namun laporan Bloomberg mengindikasikan robot daur ulang ini hanya bentuk publisitas semata.
Pasalnya, seorang karyawan Re-Teck, mitra daur ulang Apple yang bermarkas di Belanda tidak jauh dari fasilitas robot Daisy, mengaku pernah melihat banyak unit AirPods, Mac, dan Apple Watch yang dimusnahkan padahal masih dalam keadaan baik. Bahkan ada karyawan yang menghancurkan perangkat tersebut menggunakan palu.
(vmp/rns)