Samsung Ingin Runtuhkan Batasan Komunikasi Pakai Galaxy AI
Hide Ads

Catatan dari San Jose

Samsung Ingin Runtuhkan Batasan Komunikasi Pakai Galaxy AI

Adi Fida Rahman - detikInet
Selasa, 23 Jan 2024 10:15 WIB
YJ Kim, Executive Vice President and the Head of Artificial Intelligence Team for Samsung Mobile eXperience Business.
Samsung Ingin Runtuhkan Batasan Komunikasi Pakai Galaxy AI Foto: Adi Fida Rahman/detikINET
Jakarta -

Bahasa yang berbeda sering kali menjadi batasan dalam berkomunikasi. Samsung dengan Galaxy AI berupaya meruntuhkan batasan tersebut.

YJ Kim, Executive Vice President (EVP) and Head of AI Team for Samsung Mobile e eXperience Business, menuturkan pengalaman pengguna adalah bagian terpenting yang selalu Samsung kedepankan. Karena itu saat mendesain Galaxy S24, mereka memikirkan secara mendalam bagaimana dapat menghadirkan teknologi AI sehingga pengguna dapat benar-benar merasakan manfaatnya.

Samsung lantas membedah fungsionalitas dasar sebuah smartphone. Komunikasi secara langsung menjadi salah satu aspek yang dinilai terpenting.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena smartphone adalah ponsel genggam, itulah sebabnya pengguna memakainya saat di jalan, di dalam mobil, dan dalam situasi sibuk. Itu sebabnya mengetik bukanlah cara yang lazim untuk berinteraksi dengan perangkat. Jadi agar dapat digunakan dengan sangat mudah dan intuitif, maka kami ingin menyediakan antarmuka intuitif lainnya. Ucapan menjadi cara yang sangat mudah untuk berinteraksi dengan perangkat," papar Kim saat sesi media interview di Samsung Research America, Mountain View, California, AS.

Pengenalan ucapan menjadi bagian pertama yang dirancang pada Galaxy AI. Sebab pengenalan ucapan adalah salah satu bagian tradisional yang telah diterapkan oleh teknologi AI.

ADVERTISEMENT

Sebab itu saat mendesain Galaxy S24, ungkap Kim, Samsung desain ulang pengenalan suara dari awal. Karena sebagian besar fungsi pengenalan suara diterapkan oleh bahasa perintah.

"Galaxy S24 ingin memberikan percakapan yang sangat intuitif dan alami. Itu sebabnya kami mendesain ulang semua pengenalan ucapan dan modelnya," ungkap

Pada awalnya, Samsung melatih model AI dengan sejumlah besar bahasa berbeda yang dapat digunakan sehingga dapat memahami dasar-dasar ucapan. Lalu mereka menyesuaikan model dengan bahasa tertentu sehingga dapat mengoptimalkan kinerja untuk bahasa tertentu.

Raksasa teknologi asal Korsel ini lanjut mengembangkan aspek kedua, yakni penerjemah. Menurut Kim, dalam kehidupan sehari-hari, pengguna smartphone ingin terhubung satu sama lain. Masalahnya salah satu hambatan komunikasi adalah bahasa itu sendiri.

"Itulah mengapa kami ingin menyediakan penerjemah pribadi untuk setiap pengguna, sehingga mereka dapat selalu terhubung kapan pun mereka ingin membuat koneksi," ucap pria lulusan Korea Advanced Institute of Science and Technology ini.

YJ Kim, Executive Vice President (EVP) and Head of AI Team for Samsung Mobile eXpereince BusinessYJ Kim, Executive Vice President (EVP) and Head of AI Team for Samsung Mobile eXperience Business Foto: Samsung

Hasil pengembangan tersebut kini bisa pengguna rasakan pada fitur Live Translate dan Interpreter di Galaxy S24 series. Live Translate memiliki fungsi penerjemah suara dan teks dua arah secara real-time pada panggilan telepon konvensional.

Pengguna tak perlu download aplikasi tambahan untuk bisa menggunakannya. Saat ini baru mendukung 13 bahasa, akan segera hadir dukungan untuk bahasa Indonesia.

Sementara Intrepreter mampu menerjemahkan percakapan langsung secara instan via tampilan split-screen pada perangkat. Jadi, saat saling berhadapan dengan lawan bicara, kita bisa seketika membaca hasil transkripsi dari apa yang mereka katakan. Fungsi ini pun bisa digunakan tanpa koneksi data seluler maupun Wi-Fi.

Kim memastikan Samsung menjaga keamanan dan privasi data selama dua fitur ini digunakan pengguna Galaxy S24 series. Galaxy AI dirancang melakukan semua operasi pada perangkat itu sendiri. Pemrosesan lokal ini memberikan perlindungan data yang lebih kuat, Samsung juga mengizinkan pengguna untuk menonaktifkan fitur AI untuk privasi tambahan.

"Jadi itulah jawaban kenapa kami hadirkan AI pada perangkat. Apa pun yang digunakan orang, data disimpan di perangkat, bukan di server. Sehingga orang dapat menggunakan fungsi tersebut dengan sangat aman dan terlindungi," pungkas Kim.




(afr/afr)