.webp)
Xiaomi 13T menggunakan prosesor Dimensity 8200-Ultra dari MediaTek. Nama Ultra tersebut menunjukkan kalau Xiaomi punya andil dalam memodifikasi performa prosesor yang dibuat dengan arsitektur 4nm tersebut.
Modifikasi tersebut salah satunya dilakukan di sektor prosesor gambar untuk meningkatkan atau membuat hasil fotonya sesuai dengan keinginan Xiaomi (dan Leica). Misalnya, meningkatkan akurasi warna dan sejenisnya.
Namun, bagaimana sih performa Dimensity 8200-Ultra ini secara keseluruhan? Yuk simak ulasan berikut ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dimensity 8200-Ultra menggunakan konfigurasi CPU yang terbagi menjadi tiga. Yaitu sebuah core Cortex-A78 dengan clock speed 3,1GHz, tiga buah core Cortex-A78 dengan clock speed 3GHz, dan empat buah core hemat daya Cortex-A55 dengan clock Speed 2GHz.
Chip ini dipadukan dengan RAM LPDDR5 12GB dan storage UFS 3.1 256GB. Sementara untuk menyuplai dayanya, ada baterai 5.000mAh yang bisa di-charge dengan daya maksimal 67W.
Kami menguji Dimensity 8200-Ultra ini menggunakan tiga aplikasi benchmark, yaitu 3DMark, PCMark, dan AnTuTu 10. Pertama adalah AnTuTu 10, di mana skor yang didapat adalah 879.942.
 Benchmark Xiaomi 13T Foto: detikINET/Anggoro Suryo Jati |
Dibandingkan dengan skor chip kekinian yang sudah menembus 2 juta, tentu skor 800 ribuan ini tak tinggi. Namun mengingat ini adalah HP yang harganya di bawah Rp 7 juta, skor 800 ribuan ini tentu mengagumkan.
Skor di aplikasi PCMark juga kurang lebih senada, yaitu 13.057. Impresif untuk HP di kelas harganya. Begitu pun di 3DMark Wild Life yang skornya mencapai 6.216 (Vulkan).
 Benchmark Xiaomi 13T Foto: detikINET/Anggoro Suryo Jati |
Namun apalah artinya skor benchmark jika saat dipakai main game gambarnya tersendat dan frame rate-nya kecil. Tenang, Dimensity 8200-Ultra ini sukses memainkan semua game yang kami uji dengan lancar, seperti Mobile Legends, PUBG Mobile, dan bahkan Genshin Impact di pengaturan tertinggi.
Namun tentu saja, bodinya akan menghangat saat dipakai bermain Genshin Impact di pengaturan tertinggi, namun itu adalah hal bagus karena artinya panas dari dalam chip bisa dibuang ke bodi lewat sistem pendingin vapor chamber yang dipakai Xiaomi.
Mungkin performanya ini terbantu dari HyperEngine 6.0 milik MediaTek yang bisa menyeimbangkan performa dengan konsumsi baterai serta suhu, juga dibantu dengan prosesor AI APU 580 untuk mengoptimasi performa dan efisiensinya.
Lalu bagaimana baterainya? Untuk pemakaian normal tanpa game berat, HPnya bisa bertahan seharian penuh. Namun saat pemakaiannya diselingi dengan game berat ataupun pemakaian yang intens -- misalnya banyak memotret -- baterainya hanya bertahan sekitar 10-12 jam pemakaian.
Ketahanan baterai seperti ini terbilang wajar karena Xiaomi 13T menggunakan layar 144Hz CrystalRes AMOLED yang bisa menghasilkan warna-warna memukau, yang juga dibantu dengan teknologi MiraVision 785 untuk menghasilkan warna memukau namun tak membuat mata lelah.
Namun tenang saja, pengisian daya dengan charger 67W yang disertakan oleh Xiaomi cepat, kok. Dari kosong sampai penuh hanya butuh tak sampai 60 menit, atau dari kosong sampai 50% dalam hitungan belasan menit. Masih kalah sih memang dibanding charger 120W yang ada di varian Pro atau Xiaomi 12T, namun 67W ini masih sangat mencukupi, kok.
Kesimpulan
Jadi bagaimana kesan-kesan kami setelah menjajal Dimensity 8200-Ultra di Xiaomi 13T ini? Pas. Ya, pas kata yang tepat. Performanya mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari, sebanding dengan konsumsi dayanya yang irit. Bermain game berat? Kuat. Hasil kamera? memukau. Baterai? Cukup untuk seharian. Kurang apalagi coba?
(asj/afr)
