Kemunculan Huawei Mate 60 Pro dengan prosesor 7nm membuat Amerika Serikat kebakaran jenggot dan ingin menyelidikinya. Pemerintah China pun langsung mengeluarkan kecaman.
Kementerian Luar Negeri China mengecam apa yang mereka sebut penyalahgunaan kekuasaan oleh AS dalam menindak perusahaan-perusahaan China. Mereka menyebut sanksi, pembatasan, dan tindakan keras AS takkan menghentikan China, tapi malah meningkatkan tekad dan kemampuan untuk mandiri dan menggencarkan inovasi teknologi.
"Kami menentang politisasi masalah perdagangan dan teknologi serta menyalahgunakan konsep keamanan nasional. AS telah menyalahgunakan kekuasaan negara untuk menekan perusahaan-perusahaan China," kata jubir Kemenlu China, Mao, Ning.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menambahkan bahwa tindakan tersebut melanggar prinsip perdagangan bebas dan peraturan perdagangan internasional, serta mengganggu stabilitas negara, rantai industri dan pasokan global.
"Saya ingin menekankan bahwa sanksi dan pembatasan tidak akan menghentikan pembangunan China. Itu hanya akan memperkuat tekad dan kemampuan China untuk mencapai kemandirian dan inovasi teknologi," kata Mao yang dikutip detikINET dari Global Times.
Seperti diberitakan, Chip dalam HP itu memakai fabrikasi 7nm yang efisien, padahal seharusnya perusahaan China tak bisa memproduksinya terkait sanksi AS. Perusahaan analis Jefferies menyebut kemampuan Huawei dan SMIC dalam membuat chip tersebut kemungkinan akan diselidiki oleh Departemen Perdagangan Amerika Serikat.
Bisa jadi pula akan diterapkan sanksi lebih keras pada perusahaan teknologi China. "Secara keseluruhan, perang teknologi di antara AS dan China sepertinya akan bereskalasi," kata mereka
Anggota DPR AS, Mike Gallagher, sudah menyebut SMIC mungkin telah melanggar Peraturan Produk Asing Departemen Perdagangan. Dia menyerukan untuk mengakhiri "semua ekspor teknologi AS ke Huawei dan SMIC untuk memperjelas bahwa perusahaan mana pun yang melanggar hukum AS dan merusak keamanan nasional akan diputus dari teknologi AS"
(fyk/afr)