Hukum Moore dan Nafsu Intel Salip Samsung dan TSMC
Hide Ads

Hukum Moore dan Nafsu Intel Salip Samsung dan TSMC

Anggoro Suryo Jati - detikInet
Minggu, 31 Okt 2021 07:57 WIB
The logo of Intel is seen during the annual Computex computer exhibition in Taipei, Taiwan June 1, 2016. REUTERS/Tyrone Siu
Foto: Reuters/Tyrone Siu
Jakarta -

Saat ini, dua pembuat chip paling besar di dunia adalah TSMC dan Samsung. Namun CEO Intel Pat Gelsinger meyakini kalau perusahaannya itu bisa menyalip keduanya pada 2025.

Baik TSMC dan Samsung sudah mempunyai rencana untuk membangun chip 2nm dalam beberapa tahun ke depan. Namun saat ini mereka masih terhambat dalam produksi chip 3nm, yang terjadi karena rumitnya proses produksi sirkuit menggunakan proses 3nm.

Intel memang tak secara langsung menyatakan kalau mereka bakal bisa menyalip teknologi yang dimiliki oleh TSMC dan Samsung. Namun Gelsinger meyakini kalau Intel bisa tetap mengikuti Hukum Moore, atau malah bisa melewatinya, yang diungkapnya dalam sebuah konferensi pers online baru-baru ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ini adalah pernyataan cukup ambisius, mengingat Intel sampai saat ini masih tertinggal jauh dibanding TSMC dan Samsung dalam hal pabrikasi chip prosesor.

Sebagai informasi, Hukum Moore dibuat oleh Gordon Moore, salah satu pendiri Fairchild Semiconductor dan Intel, yang pada 1965 menyatakan kalau jumlah komponen dalam sirkuit terintegrasi akan bertambah dua kali lipat setiap tahun, yang kemudian pada 1975 diubahnya menjadi dua kali setiap dua tahun.

ADVERTISEMENT

"Hukum Moore masih berlaku sampai saat ini. Hari ini kami memprediksi kalau kami akan bisa menjaga atau bahkan lebih cepat dari Hukum Moore dalam satu dekade ke depan," jelas Gelsinger.

Jika Gelsinger bisa membuktikan pernyataannya ini, maka Intel bakal bisa menyalip TSMC dan Samsung. Sebagai informasi, Intel tertinggal dari kedua perusahaan itu saat peralihan dari proses 14nm ke 10nm, sementara baik TSMC maupun Samsung bisa meneruskan perkembangan proses pabrikasi itu sampai saat ini, yaitu 5nm.

Strategi Intel untuk mewujudkan target itu adalah dengan membuat chip prosesor yang mempunyai beberapa lapisan silikon dalam satu paket. Yang diyakini Gelsinger bisa membuat Intel meraih kembali kepemimpinan di ranah ini.

"Kami berharap bisa melewati batas lebih cepat ketimbang (jumlah transistor) dua kali lebih banyak setiap dua tahunnya," pungkasnya. Rencana ini dijanjikan akan mulai digeber pada 2024 dan menargetkan menyalip TSMC dan Samsung pada 2025.

Hukum Moore sebenarnya lebih merupakan refleksi dari miniaturisasi ekonomi. Yaitu dengan meningkatkan proses produksi, lebih banyak sirkuit yang bisa dimasukkan ke dalam chip, dan membuatnya lebih bertenaga dan bisa menghasilkan pemasukan untuk dipakai pengembangan inovasi selanjutnya.

Namun perhitungan ini tak lagi berlaku karena biaya riset dan pengembangan melesat terlalu cepat. Elemen dalam chip pun sudah hampir mencapai skala atom, serta masalah konsumsi daya membatasi kecepatan dari chip.

Alhasil saat ini hukum tersebut dipakai sebagai acuan untuk memperlihatkan performa dan konsumsi daya dari sebuah chip, juga untuk mengukur kemampuan produsen untuk meningkatkan kepadatan transistor dalam sebuah chip.




(asj/fay)