Galaxy Z Fold 3 dan Flip 3 punya durabilitas yang lebih baik dari pendahulunya. Untuk menguatkan klaim tersebut, Samsung baru-baru ini membeberkan rahasia ketahanan dua ponsel layar lipatnya itu.
Changyoun Hwang, Advanced Lab - CMF Mobile Communication Business Samsung Electronics, menjelaskan ketika melihat Galaxy Z Fold 3 dan Flip 3, kedua ponsel ini punya lipatan di tengah-tengah. Ini artinya kedua ponsel itu dibuat dalam tiga bagian.
"Ada dua bagian yang terlipat dan satu engsel di tengah. Bagian engsel ini perlu dibuat dari bahan yang kuat yang akan membantu bagian dalam engsel dapat bertahan," ungkap Hwang.
Pria berkacamata ini menambahkan agar ponsel dapat dilipat dibutuhkan lebih banyak bagian. Namun penting untuk membuat setiap bagian lebih ringan dan tipis, supaya ponsel layar lipat lebih portable.
Untuk mewujudkan itu Samsung menggunakan material khusus yang tidak hanya kuat, tapi mampu menahan goncangan ekternal.
"Jadi kami meningkatkan sifat fisik bahan aluminium untuk membuat perangkat lebih tahan lama. Kami menggunakan bahan aluminium terbaru dan terkuat yang pernah digunakan di smartphone saat ini," ujar Hwang.
Samsung mengembangkan Amor Aluminum lebih keras dan tahan lama sehingga meminimalisir kemungkinannya untuk berubah bentuk atau tergores karena guncangan eksternal. Perbedaannya cukup jelas jika dibandingkan dengan bahan aluminium lain yang saat ini digunakan di industri smartphone.
"Jika kamu benturkan keduanya, aluminum ini (yang digunakan ponsel saat ini) akan tergores sementara ini (amor aluminum yang dipakai Galaxy Z Fold 3 dan Flip3) tidak ada tanda kerusakan," kata Hwang sembari memperlihatkan perbedaan material.
Amor Alumunium digunakan pada frame di dua bagian Galaxy Z Fold 3 maupun Flip 3, serta seluruh bagian engselnya.
Tahan Air
Selain dibuat lebih kuat, Samsung berupaya membuat Galaxy Z Fold 3 dan Flip 3 tahan air.
Jongmin Kang. Product Mechanical R&D Group, Mobile Communications Business Samsung Electronics, menjelaskan Galaxy Z Fold 3 dan Flip 3 mengantongi IPX8. Ini artinya kedua ponsel tersebut bisa bertahan di air tawar dengan kedalaman 1,5 meter selama 30. menit.
Smartphone tipe candy bar seperti yang ada di pasaran biasanya terdiri dari bagian depan dan belakang. Biasanya terbuat dari lapisan kaca maupun plastik.
"Telepon tipe bar tidak mengubah bentuknya sehingga dapat memberikan ketahanan air dengan struktur yang menghalangi air masuk ke perangkat. Ini berbeda dengan ponsel foldable," ujar Jang.
Seperti diutarakan di atas, Galaxy Z Fold 3 dan Flip 3 punya dua bagian. Terdapat kabel yang menghubungkan keduanya yang melewati engsel di bagian tengah.
Alhasil Samsung harus menerapkan ketahanan air pada bagian tersebut dan tidak mudah dilakukan mengingat desain engselnya yang disusun sedemikian rupa sehingga menjadi jalan masuknya air. Jadi untuk membuat Galazy Z Fold 3 dan Flip 3 water resistance kuncinya dengan membuat bagian tersebut tahan terhadap air.
Jang mengungkap pihaknya mendesain struktur bagian ponsel masing-masing tahan air. Itu penting untuk memastikan FCB Fleksibel memungkinkan sambungan listrik dari bagian atas dan bawah.
"Untuk melakukan ini, kami membuat lubang di bagian dalam yang memungkinkan air akan mengalir ke perangkat. Namun kami memblokir lubang dengan karet di sisi perangkat dan mengisi ruang terbuka dengan liquid yang baru kami kembangkan," terang Jang.
"Karena engsel mau tidak mau terkena air, kami menerapkan larutan anti korosi dan pelumas yang memberikan ketahanan air yang kuat sehingga engsel tidak akan berkarat meski dalam kondisi basah sekalipun," sambungnya.
Jika melihat Galaxy Z Fold 3 dan Flip 3 kemungkinan mengira lubang speaker, mic dan port USB Type C yang jadi jalur masuknya air. Padahal ada banyak bagian yang perlu diberikan proteksi terhadap air, misalnya sensor fingerprint yang menyatu dengan tombol power.
"Pengujian teknologi anti air sangat susah. Ada banyak bagian di ponsel layar lipat yang mungkin rentan rusak karena air, seperti speaker, mikrofon, tombol, SIM card tray, USB port dan lapisan kaca bagian belakang. Jadi sangat sulit menentukan bagian mana pastinya bocor air masuk. Air bahkan bisa masuk melalui celah di bagian depan. Sulit untuk mengetahui titik mana bocoran air," papar Jang.
"Kami selalu berpikir bahwa setiap langkah proses pengembangan itu sulit. Sangat mudah untuk memberi tahu Anda mengapa sesuatu tidak dapat bekerja, tetapi kami selalu perlu mencari tahu apa yang dapat membuatnya bekerja. Jadi kami bergandengan tangan untuk menghasilkan ide tentang bagaimana kami dapat membuat sesuatu bekerja yang sering membawa kami ke kunci untuk memecahkan masalah. Tetapi juga menjadi tugas baru untuk menciptakan solusi dan menghasilkan solusi yang lebih baik jika itu tidak bekerja," pungkas Jang.
Simak Video "Video idEA ke Pemerintah: Tolong Perhatikan, E-Commerce Masih Penuh Tekanan"
(afr/agt)