Pemerintah Canangkan Laptop Merah Putih, UGM: Kami Siap!
Hide Ads

Pemerintah Canangkan Laptop Merah Putih, UGM: Kami Siap!

Jauh Hari Wawan S - detikInet
Selasa, 27 Jul 2021 12:37 WIB
Gerbang kampus UGM.
Foto: Dok Humas UGM
Yogyakarta -

Pemerintah akan menggarap proyek Laptop Merah Putih melibatkan beberapa universitas. Salah satunya Universitas Gadjah Mada (UGM). Lalu bagaimana kesiapannya?

Rektor UGM Prof Panut Mulyono saat dikonfirmasi belum mengetahui secara detail tentang rencana pemerintah melibatkan UGM dalam proyek laptop Merah Putih. Kendati demikian, ia menyatakan siap untuk mendukung program pemerintah. Menurutnya, di UGM banyak ahli di bidang IT.

"Ya saya belum tahu tentang itu ya. Tetapi kami siap karena di UGM kan ada prodi-prodi tentang Ilkom lalu teknologi infomasinya begitu ya, yang mereka tentu sangat paham terkait dengan device ya. Tentang komputer, laptop dan lain-lain," kata Panut saat dihubungi wartawan, Senin (26/7/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya kami sangat senang kalau memang ada ajakan seperti itu dan prinsipnya kami akan siap mendukung program pemerintah," tambahnya.

Panut mengungkapkan, yang jadi masalah untuk pembuatan unit laptop yakni soal komponen. Akan tetapi, dengan dukungan pemerintah Panut yakin untuk pembuatan komponen bisa dilakukan di Indonesia.

ADVERTISEMENT

"Cuma mengapa kita sampai sekarang kita tidak bisa itu sebetulnya itu masalah komponen begitu kan. Kalau merangkai itu teman-teman sangat jago, sangat tahu begitu ya terkait dengan bagaimana membuat komputer dan kemudian lain-lain sistem di komputer itu mereka sangat jago," terangnya.

"Jadi kalau misalnya pemerintah bermaksud untuk percepatan perakitan komputer begitu atau bahkan kalau bisa membuat IT-nya di Indonesia atau komponen-komponen itu pun sangat bisa begitu," sambungnya.

Dikatakan Panut, jika proyek Laptop Merah Putih ini jadi terealisasi, UGM akan memanfaatkan Science Techno Park (STP) untuk proses produksi. Lokasi itu, kata Panut, juga tempat untuk membuat GeNose.

"Nah kalau misalnya UGM diminta, salah satu yang ada tempatnya di STP memang. Tapi juga belum besar gedung-gedungnya tapi bisa lah di sana. Seperti kemarin GeNose juga di sana tempatnya," katanya.

UGM, kata Panut, juga akan melibatkan mahasiswa untuk proses produksinya sekaligus sebagai salah satu sarana pendidikan.

"Kalau ada pekerjaan-pekerjaan teknis itu memang ada pekerja inti. Pekerja inti itu adalah mereka yang memang kita rekrut sebagai pekerja utama. Tapi pada pelaksanaannya itu sebagai tempat latihan juga bagi mahasiswa-mahasiswa kita yang sudah memerlukan untuk tugas akhir kemudian sebagai tempat intensif itu di STP seperti itu," ujarnya.

Ia berharap, ke depan Yogyakarta bisa menjadi salah satu pusat industri. Terutama bidang teknologi dan kesehatan.

"Kalau UGM inginnya itu Yogya menjadi pusatnya industri-industri yang pada teknologi bukan pada industri massa seperti pupuk, semen dan lain-lain. Tetapi industri alat kesehatan yang besi kecil-kecil yang memang nilai dari teknologi dan nilai uangnya itu tinggi dan kemudian komputer dan juga game kemudian perfilman dan lain-lain. Itu cocok di Yogya, industri-industri semacam ini," pungkasnya.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim mengatakan, Kemendikbudristek melakukan peningkatan penggunaan produk teknologi. Hal ini direalisasikan dengan membeli 240.000 laptop produk dalam negeri (PDN) senilai Rp2,4 triliun.

"Pemerintah mengalokasikan Rp2,4 triliun untuk dana alokasi khusus pendidikan tahun 2021 di tingkat provinsi, kabupaten/kota untuk pembelian 240.000 laptop,"kata Nadiem dalam jumpa pers virtual, Kamis (22/7).

Terkait produksinya, lanjut Nadiem, Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), dan Universitas Gadjah Mada (UGM) membentuk konsorsium dalam mengembangkan laptop dalam negeri tersebut. Konsorsium ini bekerjasama dengan industri TIK dalam produksi tablet dan laptop 'Merah Putih' untuk sekolah tersebut.




(fay/fyk)