Tuding Infinix Curang, Xiaomi Tunggu Rekomendasi Tim Hukum

Country Director Xiaomi Indonesia Alvin Tse menuding Infinix curang karena postingannya di Instagram yang dianggap menyesatkan. Mau ambil tindakan hukum?

Seperti diberitakan sebelumnya, Alvin berkomentar soal postingan Instagram yang membandingkan Infinix Hot 10S dengan ponsel yang disebut 'Katanya Jawara', yang diasumsikan merupakan Redmi 9T.

Disebutkan perbandingan spek antara keduanya, dari baterai, layar, kamera, prosesor dan lainnya. Infinix pun menandai bagian mana dari spek ponselnya yang lebih unggul.

Menurut Alvin, spek yang ditampilkan di postingan tersebut salah dan menyesatkan. Bahkan ia pun menyebut ini adalah sebuah kecurangan dan Xiaomi punya hak untuk melaporkan hal ini ke kementerian.

Ketika dimintai konfirmasinya, Stephanie Sicilia, Head of PR Xiaomi Indonesia, mengaku pihaknya akan menunggu rekomendasi dari tim hukum mereka terkait pelaporan tersebut.

"Kami akan mengikuti rekomendasi dari tim ahli hukum kami terkait apakah kami akan menggunakan hak tersebut," ujar Stephanie lewat pesan singkat.

Namun ia lebih menekankan pada pemberian edukasi kepada publik terkait persaingan sehat. Yaitu dengan memberikan informasi yang jelas dan akurat dalam perbandingan dengan merek kompetitor.

"Kami mempromosikan persaingan yang sehat untuk industri smartphone di Indonesia dengan memberikan informasi yang jelas dan akurat kepada konsumen sehingga membantu mereka membuat keputusan," jelasnya.

"Sebagai brand yang bersaing di kompetisi industri, tentunya kami mengimbau para pengguna untuk memperhatikan spesifikasi dan mencari brand yang dapat memberikan penawaran terbaik sesuai dengan budget dan kebutuhan Anda," tutup Stephanie.

detikINET pun sudah menghubungi pihak Infinix. Mereka mengatakan akan memberikan klarifikasi pada waktunya nanti.

Perseteruan ini pun ramai dikomentari netizen. Banyak Mi Fans ikut memprotes Infinix. Namun demikian, ada juga yang berpendapat Xiaomi sendiri sudah sering membandingkan produknya dengan spek produk lain saat peluncuran ponselnya sehingga tidak seharusnya merasa sebagai korban.

Bagaimana menurut Anda, detikers? Sampaikan pendapat Anda di kolom komentar ya.