Saat menjelang dan selama masa libur Lebaran, penjualan smartphone juga meningkat. Sebagian pekerja yang menerima THR menggunakannya untuk berganti atau membeli smartphone baru. Apalagi di masa pandemi seperti sekarang, pertimbangan memilih HP pun lebih diperhitungkan untuk mendukung Lebaran online.
Apalagi sekarang mudik dilarang dan banyak tempat wisata ditutup. Sehingga bisa jadi, THR yang biasanya banyak digunakan untuk keperluan mudik atau liburan, sekarang bisa jadi lebih terarah untuk membeli smartphone, tablet, dan komputer.
Baca juga: Rayakan Lebaran Virtual Pakai Aplikasi Ini! |
Merespons kondisi ini, banyak vendor smartphone merilis smartphone-smartphone baru. Persaingan smartphone pun semakin ketat, sehingga banyak vendor berlomba-lomba membenamkan spesifikasi dan fitur terbaru untuk bersaing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fitur-fitur smartphone yang biasanya hanya diperuntukkan untuk versi flagship atau versi tertinggi, sekarang segera diturunkan ke versi mid atau entry level untuk lebih memikat konsumen.
Berikut ini rangkuman beberapa fitur atau teknologi baru yang bisa menjadi pertimbangan memilih smartphone kekinian untuk Lebaran online.
1. Refresh rate tinggi
Fitur kekinian yang banyak dibawa smartphone baru sekarang adalah refresh rate tinggi. Standarnya, smartphone kita itu refresh ratenya 60Hz. Jadi dalam 1 detik, 60 kali layar mengupdate informasinya.
Refresh Rate 60Hz ini masih bisa diikuti oleh mata kita, sehingga saat scrolling setiap perubahan layar akan terlihat, termasuk saat layar lambat mengupdate datanya, yang sering kita sebut lag, atau tidak mulus geraknya.
Untuk pergerakan layar yang mulus ini, diperlukan refresh rate lebih tinggi, misalnya 90Hz atau 120Hz. Refresh Rate 120Hz berarti layar mengupdate informasinya 2 kali lipat dari biasanya. Akibatnya, mata kita tidak lagi bisa melihat perubahannya dan gerakan menjadi mulus atau smooth.
Refresh Rate tinggi ini juga berguna untuk gaming, untuk game yang bisa dimainkan dengan FPS di atas 60Hz, sehingga gerakan pada game menjadi lebih nyata.
Untuk smartphone high end, refresh rate ini bisa berubah-ubah frekuensinya mengikuti konten yang ditampilkan layar, misal saat menonton film hanya 24-30Hz, saat membaca cukup belasan Hz, dan saat scrolling, bermain game, menjadi 120Hz.
Perubahan frekuensi ini menolong device lebih menghemat baterai, karena refresh rate tinggi memakan daya lebih banyak, tetapi ketika sudah terbiasa dengan refresh rate tinggi, memang sulit kembali ke refresh rate standar.
2. Layar AMOLED
Layar AMOLED sering diidentikkan dengan smartphone brand Samsung sebelumnya, karena sejak awal, ketika brand lain menggunakan layar LCD, Samsung sudah menggunakan panel AMOLED dan mengembangkan teknologinya.
Jarangnya smartphone, terutama yang berharga terjangkau, menggunakan layar AMOLED, karena layar ini cenderung lebih mahal. Tetapi sekarang banyak vendor juga menggunakannya, termasuk di smartphone mid-range.
Ini menandakan, panel AMOLED sekarang sudah lebih murah karena diproduksi dalam jumlah lebih banyak oleh banyak pabrikan lain. Mengapa AMOLED? Berbeda dengan LCD yang membutuhkan lampu backlight sebagai penerang, layar AMOLED bisa berpendar sendiri.
Panel AMOLED memiliki banyak kelebihan, diantaranya warna-warnanya lebih menonjol, serta kecerahan dan kontrasnya lebih baik dibanding LCD. Karena tidak membutuhkan backlight, panel AMOLED bisa dibuat jauh lebih tipis dibanding LCD, sehingga vendor bisa memanfaatkan ruang yang ada untuk membenamkan baterai lebih besar misalnya, bahkan ada tipe flexible AMOLED, panel AMOLED yang setipis kertas tissue, sehingga bisa dibuat lengkung atau dijadikan smartphone lipat.
Sekarang ini, sensor sidik jari di bawah layar baru bisa dilakukan di layar AMOLED. Sebentar lagi, akan hadir kamera selfie di bawah layar yang saat tidak sedang digunakan tidak akan tampak lubangnya.
Teknologi baru ini juga masih harus dilakukan di layar AMOLED. Jadi, layar AMOLED bisa dikatakan akan semakin umum digunakan dari sekarang hingga tahun-tahun mendatang.
3. Dual Speaker/Dolby Atmos
Smartphone sekarang sudah menjadi device yang diandalkan banyak orang, termasuk menikmati hiburan seperti menonton, streaming, mendengarkan musik, dan bermain game.
Sudah semakin umum kalau sekarang smartphone dilengkapi dengan dual speaker, agar suara yang dihasilkan lebih lantang. Dengan fitur seperti Dolby Atmos, suara bisa diatur sedemikian rupa sehingga seolah-olah kita berada pada tayangan yang ditampilkan.
Misalnya saat bermain game, kita akan mengetahui musuh ada di sebelah mana dari suara langkahnya. Saat menonton film, suara pintu berderit, sumber tembakan, deru kendaraan, dan lain sebagainya akan mengikuti tayangan.
Jika tidak memiliki dual speaker, fitur seperti Dolby Atmos bisa dinikmati juga dengan earphone. Bagi para penyuka musik, tak hanya Dolby Atmos, ada juga kerja sama vendor dengan brand audio yang dikenal untuk men-set suara yang dihasilkan lebih baik standarnya, misalnya tuned by AKG atau Harman Kardon. Ini juga boleh menjadi pilihan.
4. Widevine L1
Industri hiburan kita sudah bergerak berbeda, layanan film-film di televisi sudah banyak ditinggalkan, termasuk TV kabel. Sekarang eranya VOD atau video on demand.
Kita bisa menyewa film-film bioskop dari layanan Google atau berlangganan streaming bulanan seperti Netflix, Disney+, HBO, dan lain-lain. Di dalamnya, terdapat ratusan ribu film yang bisa kita pilih, dari film bioskop, dokumenter, film seri dan lain sebagainya.
Tetapi tidak semua device atau smartphone punya "izin" yang sama untuk memutar film tersebut dengan resolusi dan suara terbaiknya. Ini karena faktor security yang harus didaftarkan vendor ke Google salah satunya, untuk device dinyatakan aman sesuai aturan menghindari copyright pembajakan konten, yang dikenal dengan Digital Rights Management (DRM).
Tanpa izin Widevine dengan kelas L1, streaming tidak bisa dilakukan dengan resolusi tinggi walau device kita memiliki layar dengan resolusi yang cukup, misalnya layar FHD+ hanya diberi izin memutar film dengan resolusi SD, yang hanya seperenamnya. Jadi kalau kita membeli device dengan tujuan streaming VOD, izin Widevine L1 ini harus diperhatikan, bukan sekedar spesifikasi resolusi layar saja.
5. Baterai Kapasitas Besar
Sekarang ini baterai smartphone berukuran di bawah 4000 mAh saja sudah dianggap kecil. Ini karena pengguna smartphone semakin masif bergantung padanya. Lebih dari 2 tahun lalu, rata-rata setiap orang sehari 150 kali mengecek smartphonenya. Sekarang, rata-rata mengecek smartphone pasti lebih banyak lagi.
Diperkirakan rata-rata orang bisa menggunakan smartphonenya 5 jam sehari, untuk berbagai keperluan, dari urusan pekerjaan hingga hiburan. Untuk itu, para vendor sekarang membenamkan baterai yang besar, karena baterai dengan kapasitas besar ini bisa menarik pembeli.
Kapasitas mulai dari 5000 mAh, 6000 mAh, bahkan 7000 mAh kini bahkan tersedia. Baterai besar ini juga memberikan rasa aman bagi para pengguna bahwa mereka tidak akan kehabisan baterainya di tengah jalan atau pekerjaan.
Mereka yang banyak bekerja di luar ruangan, jarang menemukan colokan, semakin membutuhkan kapasitas baterai besar. Memang ada power bank, tetapi kerepotan membawa dua perangkat dengan power bank bergelantungan menempel pada smartphone juga menjadi pertimbangan.
Nah, baterai berkapasitas besar pada smartphone mid-range yang bisa digunakan 2-3 hari ini membuat banyak orang tidak harus selalu rajin mengisi ulang baterainya sehingga lebih nyaan dibawa ke mana-mana.
6. Fast Charging
Teknologi baterai sudah puluhan tahun tidak berubah, kita masih bergantung dengan baterai Li-ion. Untuk itu, para vendor berlomba melakukan efisiensi untuk bisa menempatkan baterai dengan ukuran yang sama, tetapi lebih tinggi kapasitasnya, dan bisa di charge lebih cepat.
Baterai-baterai kapasitas besar tanpa fast charging akan menghabiskan waktu sangat lama untuk di-charge. Smartphone zaman sekarang, sudah dilengkapi dengan chip PMIC (Power Management Integrated Circuit) agar pengisian baterai terkontrol dan lebih aman. Dengan teknologi yang bermacam-macam namanya, VOOC, Quick Charge, Turbo Charge, dan lain-lain, para vendor berlomba siapa yang tercepat men-charge baterai.
Bahkan baterai yang dulu butuh waktu berjam-jam untuk di-charge, sekarang dalam hitungan belasan menit baterai bisa penuh terisi. Keberadaan fast charging ini bisa membantu mereka yang sibuk, tidak perlu lagi men-charge smartphone sambil ditinggal tidur, saat pagi hari sebelum berangkat kerja. Jadi meski smartphone baru di-charge, selesai mandi atau sarapan, baterainya sudah terisi penuh.
7. Tahan Air
Salah satu penyebab yang banyak membuat smartphone rusak dan tidak bisa diklaim garansi adalah terkena air. Bagi mereka yang sehari-harinya banyak menghabiskan waktu di jalan dengan mengendarai sepeda motor, atau berolahraga sepeda, boleh mempertimbangkan fitur tahan air dan debu.
Daya tahan smartphone terhadap debu dan air yang resmi harus melewati sertifikasi dengan predikat yang disebut IP. Sertifikasi IP67 dan IP68, menandakan smartphone tidak akan kemasukan air walau terendam atau jatuh ke kolam sekalipun, jadi smartphone bisa dibawa berhujan-hujan saat berkendara atau bahkan dibawa mandi.
Smartphone bisa tahan air karena dibuat rapat dengan banyak seal di bagian berlubang yang mencegah air masuk. Tetapi seringkali ketahanan debu dan air ini juga ada masanya. Setelah bertahun-tahun digunakan, kepanasan dan kehujanan, seal bisa getas dan tidak berfungsi baik lagi. Apalagi jika habis dibongkar di tukang service yang tidak resmi yang tidak punya peralatan khusus untuk merekatkannya kembali dengan baik. Deformasi baterai di dalam smartphone, misal baterai kembung juga bisa merusak ketahanan terhadap debu dan air ini.
8. Update Firmware, OS, dan Security
Selain faktor hardware kekinian, yang juga harus diperhatikan saat memilih smartphone adalah apakah vendor rajin mengupdate Firmware, Operating System dan Securitynya.
Setiap bulan Google akan mengeluarkan patch security yang baru, yang menambal lubang keamanan pada device. Pembaruan OS akan membuat kita bisa menikmati fitur-fitur baru yang dikeluarkan Google, sementara update firmware dari vendor biasanya memperbaiki fitur-fitur yang tidak berjalan lancar, memiliki bugs, atau bahkan menambah fitur-fitur baru.
Jadi, pastikan smartphone yang kita pilih memiliki sejarah sebagai brand yang peduli terhadap update-update tersebut, sehingga smartphone bisa digunakan lebih nyaman, dan aman dalam waktu yang lama.