Apple akhirnya merilis AirTag untuk membantu melacak dan menemukan item dengan aplikasi Find My Apple. Tapi peluncurannya disambut protes oleh perusahaan pesaing yang merupakan pionir perangkat tersebut. Kenapa?
Airtag berbentuk bulat menyerupai pin dengan bobot sangat ringan. Karenanya, perangkat ini dapat dipasang di dompet, kunci, ransel, atau barang lainnya. Untuk memudahkan pemasangan, Apple menyediakan aksesori penyimpanan yang dijual terpisah.
Perangkat semacam itu salah satu pelopornya adalah perusahaan bernama Tile. Bos Tile menyambut kedatangan Apple ke bisnis ini namun sekaligus melayangkan protesnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Misi kami untuk memberi solusi masalah sehari-hari dalam menemukan sesuatu yang hilang atau terselip dan kami tersanjung melihat Apple, salah satu perusahaan paling bernilai di dunia, memasuki dan memvalidasi kategori yang dipelopori Tile ini," kata CCO Tile, CJ Prober.
"Kami menyambut kompetisi selama fair. Sayangnya, mengingat sejarah Apple menggunakan platformnya untuk membatasi kompetisi pada produknya, kami skeptis. Kami pikir pantas bagi Konggres untuk mengawasi lebih dekat praktik bisnis Apple," tambahnya.
Menanggapi protes itu, Apple angkat bicara. Mereka menyebut Tile sangat dominan dalam bisnis produk seperti Airtag. Apple juga menyebut sudah lama berusaha membantu konsumen menemukan perangkat.
"Apple menciptakan Find My lebih dari sedekade lalu untuk membantu user mencari lokasi perangkat yang hilang dalam cara yang privat dan aman," sebut mereka seperti dikutip detikINET dari News.com.au.
AirTag sendiri dijual Apple mulai Jumat ini (25/4/2021) seharga USD 29 atau kisaran Rp 421 ribu. Bila ingin hemat, Apple menyediakan paket empat AirTag seharga USD 99 atau Rp 1,4 juta. Untuk aksesori gantungan kunci, Apple membanderolnya dengan harga mulai USD 29 atau Rp 421 ribu.
(fyk/afr)