ARM merilis arsitektur chip terbarunya yang bernama Armv9, pembaruan arsitektur pertamanya sejak merilis Armv8 pada 2011.
Arsitektur baru ini dijanjikan punya performa 30% lebih kencang dibanding dengan chip yang memakai arsitektur lama. Ini bukan perbandingan dengan chip terbaru yang ada saat ini, melainkan dengan dua generasi chip setelahnya, yang menggunakan arsitektur Armv8.
Seperti diketahui, ARM adalah perusahaan pembuat arsitektur chip yang melisensikan desain chip tersebut ke perusahaan lain. Dan para konsumen ARM sudah mengapalkan lebih dari 100 miliar chip selama lima tahun ke belakang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam konferensi pers, CEO ARM Simon Segars menjanjikan Armv9 akan menjadi basis dari 300 miliar chip berbasis ARM yang akan datang. Secara total, lebih dari 180 miliar chip yang sudah dikapalkan sampai saat ini, dan chip tersebut dipakai di lebih dari 70% populasi dunia.
"Kami sangat bersemangat untuk membaikan visi ARM untuk satu dekade komputasi yang selanjutnya," ujar Segars, seperti dikutip detikINET dari Venture Beat, Jumat (2/4/2021).
Menurutnya, arsitektur baru ini punya kemampuan pemrosesan yang seimbang antara segi ekonomi, kebebasan desain, dan keuntungan aksesibilitas dari chip untuk keperluan secara general sampai prosesor untuk keperluan khusus seperti pemrosesan sinyal digital dan machine learning.
Tak cuma itu, Segars pun menjanjikan kalau Armv9 punya fitur keamanan dan kecerdasan buatan jauh lebih tinggi dibanding sebelumnya.
Arsitektur ARM yang paling sukses sejauh ini adalah Armv8 yang dirilis pada 2011. Arsitektur ini menjadi platform paling sukses dalam sejarah dan menjadi pondasi untuk berbagai jenis chip, baik itu untuk ponsel, perangkat IoT, sampai bermacam perangkat industrial.
Dengan tingkat adopsi chip ARM seperti ini, menurut Segars dalam waktu dekat 100% data di dunia akan diproses menggunakan ARM. Baik itu di endpoint, data network, ataupun cloud.
Kehadiran Armv9 sendiri menurutnya bakal mengakselerasi penggunaan perangkat secara general menjadi perangkat yang dikhususkan untuk keperluan tertentu, dan dalam berbagai aplikasi. Dari mulai AI, IoT, sampai 5G.
"Arsitektur ARM bukanlah hal yang statis. Kami terus berinovasi dan berevolusi untuk memenuhi perubahan kebutuhan di dunia komputer. Kami melihat prosesor ARM dipakai semua tahap. Pengumpulan data seringkali dimulai dari perangkat IoT yang sangat rendah daya berbasis ARM, atau dari prosesor yang berbasis ARM yang dibawa oleh hampir semua orang," ujar Richard Grisenthwaite, chief architect ARM.
(asj/rns)