Mobilitas tinggi namun butuh kekuatan komputasi besar, tampaknya itulah yang diincar Asus lewat jajaran produk barunya di seri ProArt.
Salah satunya adalah StudioBook Pro XW730, yang diklaim Asus sebagai laptop 17 inch paling powerful. Benarkah? Yuk simak ulasan berikut ini.
Pertama-tama, rasanya perlu dijelaskan dulu sub brand ProArt milik Asus ini, yang didesain khusus untuk para profesional, utamanya kreator konten. Karena itulah di seri ProArt ini Asus tak sekadar memikirkan performa yang kencang, desain yang menarik, namun juga lolos uji ketahanan berstandar militer.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara garis besar, seri ProArt ini punya empat keunggulan utama dibanding seri produk lainnya. Yaitu presisi, performa ekstrem, konektivitas terbaik, dan juga stabil.
Desain
ProArt StudioBook Pro X (W730) hadir sebagai laptop dengan desain simpel namun elegan yang terinspirasi dari bentuk briefcase. Laptop ini hadir dengan chasis berbahan magnesium alloy yang sangat tangguh dan ringan. Bodinya juga hadir dengan desain diamond cut dan memiliki fitur lay-flat pada engsel layar yang memungkinkan layar laptop ini dapat dibuka hingga 180 derajat.
Berkat fitur 4-Way NanoEdge Display yang memungkinkan bezel layar laptop ini dapat tampil hanya 3,8mm, keseluruhan bodi ProArt StudioBook Pro X (W730) dapat dipangkas ukurannya hingga menyerupai ukuran bodi laptop 15 inci. Padahal ProArt StudioBook Pro X (W730) mengusung layar 17 inci dengan screen-to-body ratio hingga 92%.
![]() |
ProArt StudioBook Pro X (W730) dilengkapi dengan ScreenPad 2.0. Diperkuat software terbaru yakni ScreenXpert, ScreenPad 2.0 kini menggunakan layar touchscreen lebih luas yakni 5,65 inci yang menawarkan banyak fitur dan kelebihan. Layar kedua yang interaktif ini bisa meningkatkan produktivitas, memungkinkan pengguna untuk memiliki alur kerja yang lebih efisien.
![]() |
ScreenPad 2.0 mencakup sejumlah tools yang sangat bermanfaat. Misalnya, Quick Key yang memungkinkan otomatisasi pengetikan keyboard yang kompleks menjadi cukup dengan satu sentuhan, pengenalan tulisan tangan untuk input yang alami, ataupun sebagai number key demi input data yang lebih cepat.
![]() |
Tak hanya aplikasi, efisiensi energi juga telah dioptimalkan secara lebih baik. Efisiensi energi di ScreenPad 2.0 mereduksi tingkat pengurasan baterai laptop. Dengan demikian, pengguna tidak perlu khawatir akan kehabisan energi saat menikmati manfaat ScreenPad di perjalanan.
Layar dan konektivitas ada di halaman selanjutnya
Layar
Layar yang dipakai di laptop ini berukuran 17 inch dengan resolusi full HD. Namun yang berbeda dibanding layar laptop kebanyakan adalah rasio layarnya, yaitu 16:10 (1920 x 1200), sementara kebanyakan laptop saat ini layarnya punya rasio 16:9.
Rasio layar seperti ini bisa memberikan ruang kerja ekstra agar penggunanya bisa lebih produktif. Selain itu, panel layar yang dipakai pun punya color gamut luas serta akurasi warna yang tinggi.
![]() |
Color gamutnya hingga 97% DCI-P3, yang lebih luas color space-nya dibanding sRGB, yang saat ini masih menjadi standar color gamut di laptop kelas consumer.
Asus juga sudah mengkalibrasi layarnya ini dan mempunyai sertifikasi PANTONE Validated Display. Tingkat deviasi warnanya (Delta-E) <1,5, atau dengan kata lain setiap pixel di layar StudioBook Pro X (W730) ini punya warna yang akurat.
Konektivitas
Soal konektivitas, StudioBook Pro X (W730) ini tak main-main. Ada dua port Thunderbolt 3 yang kompatibel dengan berbagai perangkat profesional, baik itu storage berkecepatan tinggi, layar eksternal dengan resolusi 8K, dan sejenisnya. Lalu ada juga port ethernet untuk koneksi yang lebih stabil. Soal koneksi nirkabel, ada WiFi 802.11ax (WiFi 6) terbaru, juga Bluetooth 5.
Penjelasan spesifikasi ada di halaman selanjutnya
Spesifikasi kelas profesional
Pilihan prosesor di StudioBook Pro X (W730) ini terbilang unik, dan membuatnya berbeda dibanding laptop kencang lain. Pasalnya prosesor yang dipakai adalah Intel Xeon E-2276M, bukan Intel Core yang lazim dipakai.
![]() |
Dalam pengujian Cinebench R15, skor single thread yang didapat adalah 195, sementara multi threadnya adalah 1323. Lalu di Cinebench R20, skor single thread adalah 475 dan multi thread 2947.
Prosesor ini memang dirancang khusus untuk mobile workstation, karena selain punya jumlah core dan thread yang banyak, prosesornya juga mendukung memori ECC yang biasa dipakai di PC server ataupun desktop workstation.
ECC memory memungkinkan setiap data yang diolah oleh prosesor dari RAM tidak rusak sehingga dapat meminimalisir terjadinya error. Dan RAM ECC yang dipakai di StudioBook Pro X (W730) ini bisa diupgrade sampai 128GB.
![]() |
Sementara soal grafis, chip GPU yang dipilih pun benar-benar dari kelas profesional. Bukan GPU kelas gaming yang dipakai, melainkan Quadro RTX 5000 dengan VRAM GDDR6 16GB, yang memang dirancang untuk pengguna profesional, bukan untuk gaming.
StudioBook Pro X (W730) juga mempunyai sertifikasi Independent Software Vendor (ISV). Sertifikasi ini menandakan laptop ini kompatibel untuk menjalankan berbagai software kelas industri seperti buatan Adobe dan Autodesk.
Sistem pendingin di ProArt StudioBook Pro X (W730) juga dilengkapi dengan empat heatpipe yang terhubung ke dua ventilasi udara, yaitu dua di bagian belakang bodinya. Bahan sistem pendinginnya ini diklaim menggunakan bahan khusus yang lebih baik dalam menghantarkan panas, alhasil laptop ini bisa tetap senyap meski sedang bekerja maksimal.
Kesimpulan
Dengan spesifikasi seperti itu, rasanya wajar jika Asus membandrol StudioBook Pro X W730 ini dengan harga Rp 88 juta. Karena performanya pun sangat kencang, namun tetap portabel dan bisa dibawa-bawa.
![]() |
Simak Video "Lengkap! Jajaran Laptop dan PC Tangguh dari ASUS: Expert P Series Bikin Bisnis Worry-Free"
[Gambas:Video 20detik]
(asj/asj)