Jakarta -
Kamera adalah salah satu bagian penting dari ponsel masa kini, dan selama 2019 yang hampir berlalu ini, pabrikan ponsel berlomba-lomba menghadirkan teknologi baru, ataupun terus berusaha mengikuti tren yang ada.
Ada beberapa hal yang menjadi tren di kamera ponsel selama 2019 ini. Seperti meningkatnya jumlah kamera belakang, desain-desain unik pada bidang tempat menyimpan kamera belakang, dan juga resolusi sensor kameranya.
'Standardisasi' Tiga Kamera Belakang
Tiga kamera belakang seperti menjadi kewajiban bagi ponsel-ponsel flagship yang dirilis pada 2019 ini, meski sebenarnya Huawei sudah memulainya sejak 2018. Ketiga kamera itu (biasanya) terdiri dari kamera utama, kamera dengan lensa tele, dan kamera dengan lensa ultra wide angle (UWA).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan sebenarnya tiga kamera belakang ini tak melulu ada di ponsel flagship, karena belakangan pun bermunculan ponsel kelas menengah -- bahkan kelas bawah -- yang menggunakan tiga kamera belakang.
Soal penggunaan kamera dengan lensa UWA pun sebenarnya bukan hal baru, karena LG sudah menggunakannya sejak bertahun-tahun lalu, namun lagi-lagi penerapan yang lebih baik dilakukan oleh Huawei, yaitu pada Mate 20 dan 20 Pro, yaitu dengan menggunakan sensor mumpuni pada kamera dengan lensa UWA tersebut.
Huawei Mate 20 Pro Foto: Adi Fida Rahman/detikINET |
Lalu bisa ditebak, pabrikan lain pun mulai melakukan hal yang sama. Sebut saja Samsung, Apple, Oppo, OnePlus, Sony, Xiaomi, dan banyak lagi. Tentunya dengan sejumlah penambahan fitur, seperti tak terbatas pada gambar diam, melainkan juga pada video.
Soal kamera dengan lensa tele pun terjadi peningkatan yang signifikan selama 2019 ini. Contohnya Huawei dan Oppo yang menawarkan lensa dengan zoom optik besar di ponsel-ponsel buatannya memanfaatkan teknologi periskop.
Meningkatnya jumlah kamera belakang ini juga membuat pabrikan ponsel harus memutar otak untuk mendesain bagian belakang ponsel. Yaitu bidang tempat menyimpan kamera-kamera tersebut.
Google Pixel 4. Foto: Adi Fida Rahman/detikINET |
Ada yang menggunakan bidang berbentuk persegi seperti iPhone 11 Pro dan Pixel 4 (dan tentu Mate 20 Pro keluaran 2018). Ada juga menjejerkannya secara vertikal pada bagian pinggir ponsel, atau bahkan membuat bidang lingkaran pada bagian tengah ponsel seperti Mate 30 Pro.
iPhone 11 Pro. Foto: Adi Fida Rahman/detikINET |
Resolusi TinggiSony IMX586 adalah salah satu sensor yang paling banyak digunakan selama 2019, baik di ponsel kelas menengah, ataupun sejumlah ponsel flagship dengan harga terjangkau.
Sebut saja Zenfone 6 dan ROG Phone II dari Asus, sejumlah seri Reno dari Oppo, OnePlus 7, Honor, Xiaomi Mi 9, dan banyak ponsel lain dari Realme, Lenovo, Samsung dan lainnya. IMX586 pun sebenarnya bukan sensor pertama dengan resolusi tinggi, karena Huawei sudah menggunakan sensor 40 megapixel di seri P20.
Foto: Istimewa |
Namun Sony memicu sebuah tren baru dengan sensor ini, yaitu sensor dengan resolusi 48 megapixel yang menggunakan konfigurasi quad bayer dan mempunyai fitur pixel binning. Yaitu menggabungkan 4 pixel menjadi 1 pixel, yang membuat ukuran pixel menjadi lebih besar dan mampu merekam cahaya yang lebih banyak.
Sensor lain yang cukup menarik perhatian selama 2019 adalah Samsung Isocell dengan resolusi 108 megapixel. Resolusinya yang tinggi ini jika digabungkan dengan fitur pixel binning (Samsung menyebutnya dengan 'Tetra Cell') membuat foto akhirnya mempunyai resolusi 27 megapixel, bukan 12 megapixel seperti Sony IMX586.
Dan ponsel pertama yang memanfaatkan sensor Samsung ini adalah Mi Note 10, yang kini berada di posisi ke-2 (atau tepatnya ke-3) di bawah seri Mate 30 Pro.
Fotografi Komputasi
Fotografi komputasi menggabungkan antara kemampuan hardware dengan kemampuan software. Huawei memperkenalkan night mode, yang merupakan mode fotografi long exposure yang tak memerlukan tripod, pada akhir 2018. Lalu Google memperkenalkan Night Sight di Pixel 3.
Namun pada 2019, semakin banyak pabrikan yang menerapkan fitur semacam Night Sight ini. Bahkan sudah menjadi semacam sebuah kewajiban untuk menghadirkan fitur ini pada opsi kamera.
Hal ini tentunya didukung oleh kemampuan system on a chip (SoC) yang semakin mumpuni untuk melakukan pemrosesan gambar dengan cepat.
Galaxy S10 dirilis tanpa fitur ini pada awal 2019, namun Samsung memberikannya dalam bentuk pembaruan pada Mei, dan fitur ini menjadi fitur kunci pada Note10 yang diluncurkan pada Agustus 2019.
iPhone anyar pun punya fitur tandingan yang bernama Deep Fusion, yang menemani fitur Night Mode. Kedua fitur ini bisa dibilang adalah fitur fotografi komputasi pertama pada iPhone. Khusus untuk Deep Fusion, fitur ini juga baru tersedia pada pembaruan yang dirilis beberapa waktu setelah iPhone 11 Pro dirilis.
Kamera Terbaik?
Ini adalah hal yang sulit untuk dipastikan, karena tentunya ada banyak faktor yang menjadi penentu. Mau menggunakan data dari DxOMark? Huawei Mate 30 Pro ada di posisi teratas, yang disusul oleh Xiaomi Mi Note 10.
Namun apakah skor-skor tersebut menjadi jaminan kalau foto yang dihasilkan kedua ponsel itu otomatis menjadi yang terbaik ketika dijejerkan dengan kamera ponsel lain? Jawabannya tidak, setidaknya itulah hasil dari pengujian oleh YouTuber kondang Marques Brownlee.
Foto: Screenshot YouTube MKBHD |
Ia -- seperti 2018 lalu -- melakukan blind test dengan membandingkan hasil foto dari beberapa ponsel. Hasilnya? iPhone 11 Pro yang kameranya seringkali disebut sebagai yang terbaik langsung kalah di babak pertama, kalah dari OnePlus 7T Pro. Hasil akhir dari pengujian itu adalah foto dari Galaxy Note 10 Plus menjadi yang paling banyak dipilih oleh peserta pengujiannya.